Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jumat Ini Aku Menyerah

26 Februari 2021   13:54 Diperbarui: 26 Februari 2021   14:08 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhan
Terimalah ibadah jumat  kami
Terimakasih atas berkah pandemi
Global yang sebentar lagi
Kau angkat ke langit
Dengan vaksin jatah gratis
atau mandiri nanti
Dengan ijinMU

Tuhan
Banyak ruh yang kau panggil pulang
Banyak sakit dalam siksa
Berlama lama
Banyak yang gemetar bersimpuh
Bersembunyi dalam benteng
Benteng karantina
Isolasi di hotel
Isolasi apartemen
Isolasi di pulau
Menghindari malaikat mautMU

Tuhan
Bila ini bukan perang dunia ketiga
Lalu apa
Semua penduduk bumi sempat mengungsi
Sembunyi dalam masker
Pelindung rapuh jaman
Semua takut dengan virusMU
Makhkluk super mungil berukuran
Mili mikron itu
Membuat jutaan insan pongah terpapar
Menggelepar
Mereka tak takut nuklir
Letusan gunung
Juga banjir lagi,
Kami semua bertekuk lutut
Karena insan kecil kirimanMJ

Tuhan
Awalnya kami tak pernah melihat sisi baik
Dari ujianMU kali ini
Semua terlihat buruk
Menyiksa
Penuh teror
Menakutkan
Bumi tak punya masa depan,
Tapi banyak keluarga yang kembali utuh
Selamat karena penguncian sosial
Para bapak yang tak setia
Kembali ke pelukan istri,
Pun istri yang terabaikan kembali
Ke porsi permaisuri utama,
Lalu perempuan penggoda
Pulang kampung
Bertobat
Sebelum terlambat

Tuhan
Red area
Surga dunia
Yang tadinya penuh laku simpang
penuh amok nafsu
Sekarang sepi
Berangsur sunyi
Tak hanya di kota kami
Tetapi di kota gemerlap dunia
Semua surut
Redup
Detuk jam dinding pun terdengar

Tuhan
Ikatan ikatan suci
Kembali kau eratkan
Cinta kau sederhanakan,
Cinta yang rumit
Penuh hitungan materi
Untung rugi
Kosmetika jaman edan
Kau luruhkan

Jangankan berbuat dosa lebih jauh
Berciuman saja
Kami menggigil phobia
Tak bisa,
Masker
Masker ini menyembunyikan bibirnya
Dari bibirku
Kembali ke bibirmu
Kembali berseru namaMU
Menghapus namanya
Dengan namaMU

Tuhan
Pada jumat agung
Akbar ini
Aku mengaku
Aku berseru
Kembali ke pelukanMU

Kami tak gentar
Berdebar
Karena virus
Virus kirimanMU,
Kami cuma takut
Bila batalyon serbu tak kasat mata ini
Kau panggil kembali ke neraka,
Beri kami kekuatan
Untuk tetap setia
Kembali
Pada
Nilai
Nilai
Sejati murni,
Tak kabur
Terkesima
Dipukau elok
Goda semu
Dunia cinta
Cinta dunia

Tuhan
Aku menyerah kali ini
Tidak kalah
Aku menyerah karena aku
Kembali mencintai diriKU
Utuh !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun