Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Okwudili : Sajak Tersunyi

20 Februari 2021   12:22 Diperbarui: 20 Februari 2021   17:43 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(wordpress. Com/endang cahya permana)

Okwudili

Tak bisa pulang raga
Ke kampung halamannya

Betapapun
Ia ingin
Betapapun
Ia berharap
Betapapun
Ia meminta
Bermohon
Di hari akhir hidupnya

Okwudili
Sudah menjadi inti suara
Dalam paduan suara
Pertobatan hati
Ini malam
Saat peluru
Meletus
Melayang
Bahkan tidak mengenai
Tulangnya
Hanya dagingnya
Hanya jantungnya

Okwudili
Berpulang
Raganya
Bersemayam
Di ambarawa
Membawa cinta
Terakhirnya

Okwudili
Sudah pulang
Sudah mudik
Di afrika sana
Ruh nya bebas
Merdeka
Sekarang

Meski raga tubuhnya
Tertahan
Disini,
Setidaknya
Tak terpenjara
Di nusa tarkambang

Okwudili
Sudah pergi
Membawa jauh
Segala jeritan hati
Pulang
Ke rumah sejati
Tanpa sesal
Tanpa beban janji lagi

Okwudili
Bebas murni
Justru
Setelah raganya
Jadi humus
Penyubur tanah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun