Aku meneteskan air mata
Haru
Setelah mengejar
Target keliling
Tujuh penjuru
Cuma jalan buntu
Dan
Jejak harapan semu
Yang berhasil kurengkuh
Keringat
Habis terperas
Nyali
Hilang nyala
Diiris tipis
Dibengkalai
Kejaran waktu
Yang gila
Sampai dada
Penuh
Sesak bernafas
Sulit bercinta,
Tapi siklus hari
Harus dilalui
Dengan tabah
Tak lelah
Jauh dari menyerah
Agar bumi
Terus berputar
Pada porosnya
Pada kebaikan
Sumbu nuraninya
Selalu ada pelangi
Di balik badai coba
Tapi melaluinya
Tak semudah
Membalik telapak tangan,
Selalu ada taifun
Angin
Menguji hati
Selalu kegelapan cuaca buruk
Menyungkupi
Sisa matahari optimisme
Di lubuk terdalam
Sisi gelap
Kalbu pesimisme
Kali ini
Air mataku menetes
Bukan karena sedih
Karena ada rasa ganjil
Dan aneh
Mengisi ruang kosong batin
Nan lelah
Terima kasih
Semesta atas kebaikanmu
Kali ini
Dan seterusnya
Aku tak akan pernah
Menyerah
Lagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H