(seribu satu alasan
Kau ungkap
Demi menghindar nobar
Bersamaku,Â
Aku tahu ada yang kau sembunyikan
Ada yang kau tutupi
Dari senyummu
Ketika menolak santunÂ
Ajakan sayangku.Â
Lalu ketika kau pergi
Diam diam
Merantau ke kota
Tanpa pamit
Pada hatiku
Aku tahu
Janji kita
Hanyalah pepesan kosong
Dan semu
Lupakan lah aku
Walau aku tak bisa nelupakanmu)Â
Bila papan patah
Tinggal kau sambung
Lem
Paku
Beres
Bila hati patah
Remuk sembilan
Kau
Akan memgadu
Pada siapa
Pada dewi bulan
Pasti ogah
Mendengar
Curahan hati
Lolongan malammu
Pada siapa sesak dada
Terhempas mengadu
Lilin jiwa
Tak kunjung menyala
Sejak kau pergi
Melintasi laut sikap
Berbeda
Bila frustasi
Terbakar arang basah
Dari kayu rapuh cinta
Bagaimana bisa terhangati
Gua dalam
Bumi hati
Tanpa pijar matamu
Tanpa binar asamu
Akan aku
Dalam gelap
Relung sunyi
Remukan
Remukan hati
Berserpih
Dipermainkan arus sungai bawah tanah
Bahwa sebuah dunia
Tanpa hadirmu
Teramat
Dingin
Menenggelamkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H