Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dengan Susah Sungguh Kuhapus Namamu

28 Desember 2020   23:20 Diperbarui: 29 Desember 2020   20:33 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahu tidak,  setiap kali mengingat namamu.  Rasanya aku jatuh, tenggelam di sumur tanpa dasar, terhenti nafasku, seperti mau mati saja.

Semakin aku berontak,  namamu jadi buih buih air laknat, yang mengepungku tanpa ampun,  didalam ketaksadaran.  Menjelang tidur. Menjelang ajal cinta kita.

Semakin aku menghapus torehan tato namamu di hatiku. Luka ini perih dan semu. Tak ada obat di dunia ini yang bisa. Mengobati sakit cintaku padamu.

Semakin kuhapus namamu dari labirin memori  batin empati tali rasaku.  Semakin kusadari betapa berliku, berbelitnya urusan sebuah gua hati sunyi.tanpa ada stalagtit namamu. Stalakmit namamu.

Semakin aku berkeras menghapus namamu.  Semakin deras pembuluh sungai bawah tanahku menyebut nama lengkapmu utuh. Bahkan sekarang lengkap  menyeluruh.  Terbayang segala sisik melik romansa pertemuan pertemuan gelap.  Ciuman ciuman tanpa jeda dan istirahat. Penuh badai ingin.

Tahu tidak,  kita terus berciuman mendalam tanpa henti.  Saling kecanduan. Ketagihan.  Seperti dua singa marah bergumul. Mirip dua ular berkelindan. Ciuman bernafsu. Menautkan hati. Menyatukannnya dalam pilinan rasa kasmaran. Dua hati rindu pembuktian.

Engkau tahu,  namamu bahkan tak bisa dihanguskan sambaran petir gila.

Asmara kita mengamuk,  bak taifun siklon paling mematikan.

Baiklah, aku menyerah. Aku pasrah,tidak akan mencoba menghapus namamu lagi.  Aku tidak berani.  Tidak akan...

Duk!
Sekeping batu melayang lurus dari atas tebing keangkuhan. Menimoa. Kepalaku. Disaat aku menggigil,  menyebut nama..

Byur!
Aku jatuh di kubangan air masa lalu.  Segar.  Membangkitkan . Tapi ah,  aku pening di kepalaku. Membuat aku lupa namaku.
Lalu bagaimana aku bisa mengingat namamu,  bila namaku saja terlupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun