Aku ingin bercerita
Padamu tentang cerita
Teramat indah
Namun salah
Cerita yang tak bisa
Dicatat para malaikat lugu,
Bila didengar bidadari
Bidadari pemuja kesucian
Cinta pun
Menangis
Makhluk paling taat
Semua paham
Murninya cinta kasih
Yang tumbuh
Di pematang liar
Sepenuhnya salah
Tunas asmara
Pohon cinta
Yang tak boleh
Tumbuh
Apalagi membesar
Menggapai langit
Apalagi bila kutebang
Patah di pangkal
Ambruk
Menyerah
Tapi hari belum berganti
Pohon rimbun
Tempat kita berteduh
Melabuhkan penat hari
Justru
Sudah tumbuh
Dua kali lipat
Lebih besar dari saat kutebang
Dengab kapak tajam kasih sayang
Tadi
Bila mekar kutebang lagi
Justru makin berlipat
Lipat timbuh
Lebih besar
Lebih rimbun
Lebih menentramkan
Tempat burung
Burung berpasangan
Dari penjuru dunia
Manapun
Tinggal
Bersarang
Sampai mati
Duhai
Pohon asmara
Dengan apakah
Mesti kutebang batangmu
Bila kapak tekadku tumpul
Tanganku goyah
Niatku lumpuh Â
Sayang
Aku masih tak bisa pergi
Atau menenggelamkan harapku
Di pasir hisap
Jahat hutan larangan ini
Aku menyerah
Aku pasrah
Izinkan aku pergi
Tidak untuk kembali
Aku pergi
Untuk hidup
Yang berarti
Walau bersamamu
Teramat indah
Teramat memukau
Pesona kepingan surga cinta. Yang berserak
Jatuh
Ke bumi kerontang
Sahara asmarandhana
Maafkan aku bila karena cintaku
Padamu
Aku
Memilih pergi
Bukan tinggal
Jadi api sucimu
Abadi
(Bagi WR dengan benih hutan suci di tangan gemetarnya)Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI