Setelah satu siang berlalu
Penuh gebu
Penuh debu
Kertak irama otot kelu
Rentak harmoni nadi
Teriakkan nada lelah
Di ujung senja
Gulita
Di awal pendakian
malam
Muhibah panjang hati
Sampai pada batas peraduan
Indah beraroma wangi
Melati terapi
 jiwa lemah
Bila masih banyak alpa
Khilaf
Lupa
Namanya insan
Khas
Manusia
Bila sudah serba benar
Jauh dari nista
Aib
dosa
Mungkin malaikat julukannya
Bila tak berkenan
Menerima
Luput
Lena
Lepas misi
Ketepataan sasaran target
Bukanlah pemenang
tarung sejati
Hari ini,
Karena sekali kalah jadi pecundang
Bila terus berkubang
Tenggelam di lubang duka
Kecewa
Semakin dalam
Semakin dalam
Mentalnya selembek tempe
Selumer kerupuk basah
Mari kita nantikan munculnya
Sang juara sejati
sebenarnya,
Ia sekarang sembunyi
Dibalik
Keraguan Â
Kegetasan batang percaya dirimu
Suatu hari
Engkau akan mengenali
Sang juara  sembunyi
Yang tabah bangkit berkali
Kali jatuh,
Dua belas kali
Bangkit  tiga belas kali
Karena hidup
Tak selalu tentang kemenangan
Kadang kalah
Kadang  Knock.Out
Tergeletak di kanvas ring
Tapi
Juara bertahan
Akan selalu bangkit
Bertarung kembali
Merebut peluang menang
Setelah mengenali
Cara bertarung
Kau akan berkenalan
Dengan sang kandidat juara hidup
Siap tidak siap
Layangkan pukulan
Nyalakan nyali
Tanding sportif
Hidup sekali
Harus selalu punya arti
Bila sudah tak bisa mundur
Pukul maju terus!
Sejujurnya
Engkau akan mengenali
Sang kandidat juara dunia hidupmu
Ia adalah dirimu sendiri !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H