Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kopimu Mengatakan Cinta Tanpa Kata

22 November 2020   20:28 Diperbarui: 22 November 2020   21:18 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menunggu kopi singkong rebusmu.              (foto Adisty putri) 

Cinta

Tak butuh kata

Saat kau sajikan kopi jolong

Gunung pati

 tubruk

Pahit

Tanpa gula

Di gelas kaleng kesayangan

Lalu di piring kaleng

Hijau daun

Singkong rebus

Hangat

Mengepul

Di teras kayu

Dengan pemandangan bebas

Punggungan indah

Gunung Muria

Setiap matahari terbit

Menyapa

Mengirim kabar cinta

Dari langit 

Cinta tak butuh mantera

Karena  dalam setiap reguk 

Teh tiga pucukmu

Kopi klangenan

Kita

Yang tawar tanpa gula

Pelan

Pelan

Berubah manis

Berkat percakapan 

Satu

Dua

Berdua

Diantara berbuku

Buku sastra

Dunia

Yang kita baca

Sebagai pelengkap 

Cemilan hati

Seribg

Aku mengeluh

Karena tak mampu mengguris

Lebih dalam dari sastrawan kelas 

Langit 

Yang kau kagumi 

Dan baca

Aku hanya penyair

Jalanan

Picisan

Dari golongan terbuang

Aku tak punya prasasti karya

Karya masterpiece-ku

Hanyalah kamu

Sosok terindah

Yang menerima 

Ke-paria-an syair

Syair berlumutku

Karena cinta tak butuh kata

Maka selalu kuhabiskan

Kopi

Singkong

Dan buku buku berdebu

Dari lemari pustaka

Vila gunung kita

Kenapa terus kau baca

Syair di buku buku lapuk

Dan tua ?

Tanyaku setelah menahan

Ribuan kali

Rasa penasaranku

Agar tak dimakan rayap

Jawabmu ketus

Sambil matamu

Tak lepas

Dari buku yang lembarnya

Berwarna coklat gabuk tua

Hmm

Boleh aku jadi rayap

Buku hatimu ?

Ah, 

Aku keceplosan juga

Akhirnya

Kami pun tergelak

Tawa kami

Memenuhi ruang lembah suwung

Bukit Kajar

Aku tak bisa membayangkan

Sebuah dunia

Tanpamu

Tapi aku

Tak bisa menyatakannya padaku

Bukankaj cinta telah cukup

Untuk cinta

Tak butuh kata

Sederhana 

Kopinya

Mau nambah lagi Kang, 

Mandailing

Atau

Bali ?

Tanyamu 

Setelah melirik

Isi gelasku habis

Tinggal ampas

Aku mau kopi jolong

Lagi,  kopi kampungmu 

Dik, 

Yang kau panen dengan tanganmu

Kemarin

Kataku setengah merayu

Matamu berkerjap indah

Ada kilau Mutiara romansa

Menyala romantis

Tiba

Tiba di kedua belah sumber

Cahay hidupku

Ah, 

Masih cinta butuh kata kata?!. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun