Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nanas Madu Nanas Hijaumu Menyimpan Rinduku

22 November 2020   16:56 Diperbarui: 22 November 2020   17:04 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nanas madu bali

Yang kita tanam

Depan lembah saung

Cahaya bulan

Sudah berbuah

Merata

Kehijauan

Satu

Dua 

Menguning

Manis bila

Dibelah

Pisau stainles

Kesabaranmu

Menungguku

Datang

Saat

Bulan sabit

Bulan mati

Menenangkan hati

Walau sudah belasan

Purnama

Kita tak jumpa langsung 

Saling menatap

Dan beradu lembut 

Jemari tangan

Nan saling merindu

Nanas madu

Nanas hijau

Yang kau tanam

Berduri 

Bersemak

Menyimpan harap

Asa tulus

Hanya Nanas

Yang tahan hama

Babi hutan

Lapar 

disini

Di punggungan

Gunung Salak

Hanya panas

Air matamu

Mengalir

Kulihat

Saat videocall

Saat sinyal di laut stabil

Tak blank spot

Saat kapal terus

Berlayar 

Mencari ikan buruan

Demi memperluas

Kebun nanas

Kita

Kapan

Aku bersauh? 

Tanyamu,  saat derai air hujan

Mengalir kencang

Di pipi pemantianmu

Aku tak bisa menjawab

Sedang petualangan bahari 

Baru saja

Kumulai

Bentangkan layar

Layar ambisi

Ijin melaut

Ke pelosok

Penjuru

Negeri 

Salam rindu

Buat

Ratu nanas baik hati

Pemecah kabut hati

Gunung salak

Seorang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun