Melajunya kapal layar usaha dan impian penting, tetapi lebih penting sebetulnya menjaga rasa. Rasa dalam. Senang dan susah, dua sisi mata uang rasa. Gelap dan terang. Dua kubu yang amat berbeda keadaannya. Â Penting dan strategis untuk mengenali lebih detail dan presisi.
 Menjaga republik batin kita tetap bebas, merdeka, berdaulat, tidak berguncang, tidak sakit lahit batin. Bebas stres juga depresi jauh lebih penting. Keseimbangan mood, keyakinan diri dan kekuatan batin saat pandemi kesusahan begini, jauh lebih penting.
Susah ono umure, senang ono umure.
Mungkin kita bisa belajar pada ulat bulu, yang menjijikkan, rakus tukang makan, jelek juga menakutkan. Setelah mengenali batas lapar dan batas kenyang, ulat menakar rasa, bertapa dan sukses  bisa berubah menjadi kupu kupu indah yang kita tunggu kehadirannya dan dirindukan bunga bunga yang ngebet bersalin rupa jadi buah.
 Pohon selalu perlu kupu kupu untuk berkembang biak lewat buahnya. Tetapi, tahukah pohon bahwa binatang bersayap indah itu, dulunya adalah ulat penganggu daunnya?.
Jujur mari kita mengaku bersama, situasi hati kita di jaman sebelum pandemi, sebenarnya amat matetialistis, nyaris mirip ulat bulu tadi, semua hal dihitung tentang berapa banyak dan berapa mewah.Â
Kita terpukau dengan tampilan rumah besar dan mewah beserta mobil impor build up, fashion kelas satu dan bergaya. Tidak ada yang bertanya tanya, apakah semua itu dihasilkan dari usaha jujur, atau dari laku abu abu, menyuap, menggratifikasi, mendorong pemangku kepentingan untuk korupsi !
Sementara yang setia di jalur jujur, apa adanya, tampil sederhana dan seolah menderita karena pilihan sikapnya, melawan arus. Memilih tidak perduli materi. Lebih berpihak pada kebahagiaan batin sejati pada sikap sikap luhur, dan berusaha menjaga karakter baiknya. Tampil wajar lahir batin dan tidak jadi budak materi.
Adagium tentang inti proses manusia dari tiada menjadi ada, berguna, bermanfaat bagi dirinya, lingkungannya, lalu berperan dalam harmoni semesta lingkungannya bukanlah mimpi kosong sebenarnya. Bila kita berkenan belajar, berendah hati. Menerima kekurangan diri.Â
Susah ono umure, senang ono umure
Demikianlaj kupu kupu, lahir sebagai telur, menetas sebagai ulat bulu, rakus makan semua daun, sampai gundul, habis tak bersisa, tapi sang pohon gundul tak mati, justru tumbuh lebih segar, Â daun daun muda bertumbuh.