Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Selat Sunda Rinduku Amuk, Menyebut Namamu

8 November 2020   19:25 Diperbarui: 9 November 2020   01:25 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Karmadi dari Selat Sunda

Setelah

Bertualang

Ribuan mil laut

Menjelajahi rimba perawan

Natuna

Pulau pulau suci

Rimbun sungai

Gua suci

Anambas

Aku pulang

Aku kembali

Membawa tekad segenap hati

Untuk tinggal

Menetap

Di ujung utara 

Nusa-antara

Di Padang melang

Di Padang Melang

Tujuh kilometer pasir merona

Merah muda

Memulas bulir bulir pasir putih

Jadi malu malu

Karena cinta

Aku mengaku kalah

Menyerah

Tertambat

Tertelikung

Hati mudaku 

Nun

Jauh disana

Tak ada kabar berita buruk

Di serpihan surga

negeri impian kita

Hanya kabar ikan

Kepiting

Udang kawin

Yang sampai di tambatan

Kayu tahan air

Batu kukuh

Dari gempuran

Pesisir laut

Setelah melanglang buana

Aku ingin sekedar pulang

Mampir mengistirahatkan raga

Yang pori porinya terbuka

Dibelah angin timur laut

Permukaan air asin

Rata

Layaknya cermin kaca

Memantulkan

Segala gejolak resah langit

Dengan tenang

Mempesona

Saat Kapal Laut Raputra Jaya

Melaju

Mengantar ragaku

Kembali cepat

Tetapi jiwaku1

Tertinggal jauh

Di pulau pulau tak bernama

Ragaku disini

Terkunci di depan pelampung oranye

Penyelamat

Batin

Foto Karmadi dari Geladak Kapal di Selat Sunda
Foto Karmadi dari Geladak Kapal di Selat Sunda
dan geloraku

Terpuntir

Kecantol

Layar layar

Pesona bibir indah

Pulau tujuh

Sejenak

Kapal laut memasuki Selat Sunda

Hening

Sunyi

Ning

Meditatif

Justru gelora laut hatiku

Justru kedalaman dasar batinku

Porak poranda

Ada taifun rindu

Yang membuat kapal layar hatiku

Morat marit

Dipermainkan rindu

Setiap kali sampai bentang Selat Sunda

Gemuruh rasa

Gelombang cintaku

Terjaga

Tersentak

Kembali ingat

Namaku

Pelabuhan sederhana

Tanpa syahbandar

Tanpa mercusuar penanda

Kamu tak terlihat

Kamu tak tergantikan

Kamu kutub hati

Yang tak bisa kuabaikan

Setiap kali kapalku

Melewati selat indah

Antara Sumatera - Jawa

Gelombang pembuluh rasa suci ini

Menyebut namamu

Aku lelah bertualang

Aku pulang

Aku sumpah

Menetap di pulau nur-cinta

Penuh cahaya

Tak bernama

Disana  segenap isi pulau hatimu

Di permukaan tanah dan air lautnya

Sampai kedasar laut rahasiamu

Semua menyebut penuh cinta

Namaku

Bagaimana aku mampu

Mengangkat jangkar

Dan melaut lagi

Aku pelaut lemah

Rapuh

Tak berdaya

Diserbu

Panggilan tujuh penjuru

Di Selat sunda

di Selat Sunda

Rindu ini berukir namamu

Boleh aku pulang

Bersauh

Menetap

Di pulau rawanmu ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun