Ait Mineral bening yang kutuanh dalam gelas beningmu masih mengeluarkan gelembung gelembung mungil di pinggir gelas. Terasa dingin dan menguji haji. Kongkow berdua denganmu, sore ini, di Kafe kopi Janji Jiwa.
Aku masih mereguk, kopi susu es gula aren, tinggal seperempat gelas lagi. Satu tegukan.lagi pasti habis. Mungkin peluangku jadian sama kamu juga habis.
Minggu depan aku turnamen basket ke Bandung. Kamu grand final model di Bali. Mungkin dua minggu kita tak ketemu.
Aku tidak bisa membayangkan apakah jiwaku masih utuh, tidak remuk berserpih, karena kau tolak cintaku Mimin, bukankah kita sudha pedekate tiga bulan lebih. Apakah engkau tal kunjung yakin ?
Mimpiku jadi pemain basket nasional, belum kutumpas, juga anganmu jadi model internasional. Tidak bisakah kita tak sekedsr TTM temen Tapi Mesra. Tapi kita jadian sebagai pasangan sejati yang tidak bisa dibelah waktu dan jarak ?
"Mimin, aku harus patah hati sekarang atau melonjak seperti habis bikin gol slam dunk?", tanyaku hati hati. mimin  cuma tersenyum manis. Sedikit tapi manis sekali.
"Bila ya, kerdipkan matamu dua kali. Bila tidak, tinggalkan aku di sini!", pintaku memelas sekali, memohon kejelasan.
Hmm.
Sekitar lima menit berlalu. Jak, detik berlalu, sepi mematikan rasa. Mata kami hanya saling bersitatap saling mengunci. Mengukir kedalaman hati. Masing masing.Â
Aku sudah iklas melepaskan tetangga idolaku, Mimin...
Tiba - tiba gadis ayu didepanku, pujaan hatiku ini, mengerdipkan matanya dua kali genit.