Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Benda itu Melayang lalu Menyelam di Laut (Rahasia Kisah Nyata)

16 Oktober 2020   10:19 Diperbarui: 16 Oktober 2020   12:45 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hanya biru kemana mata memandang. Sejuk dan menetramkan. Cakrawala nyaris bulat sempurna. Saat kami berada di palka tertinggi kapal Pelni yang menghantrakan kami.dari Natuna, menuju Tanjung Balai Karimun. 

Perjalanan sehari semalam yang menghibur hati, bagi lajang petualang seperti Zipo. Ombak.landai. bisa dibilang laut seperti cermin beaar, rata dan berkilauan permukaannya.

Bung G, intel Angkatan Laut yang mendampingi Zipo saat muhibah ke pulau - pulau terluar itu, mengungkapkan rahasia tentang UFO, tentang piring terbang yang rutin turun, menyambangi pos terluar di Pulau Lauy, Ujung Utara Indonesia.

"Sulit dilupakan, entah karena tehnologi.mereka.begitu tinggi, atau ada sihirnya. Mereka datang dengan cepat. Turun dari langit",  Ungkap Bung G memaparkan kontak beberapa.kali dengan wahana Alien, makhluk luar angkasa itu.

Setelah mendekat dengan sinar yang amat terang, mereka seperti.mengamati setiap tubuh dan peralatan pertahanan prajiurit yang ada di Pulau terluar itu.

"Kenapa Tidak ditembak saja Bung, Kan ada meriam, ada senapan serbu ?", tanya Zipo penasaran.

"Pertama piring terbang itu tidak terlihat agresif menyerang, hanya mengamati kami. Diluar itu semua macet, mekanik senapan serbu, meriam juga macet,lampu mati, jam berhenti. Radio juga mati. Kena jem, sinyal yang lebih kuat. Kami tidak bisa.menghubungi markas meminta bantuan", tutut Bung G menjelaskan situasi yang rumit saat kontak pertama turis antariksa itu.

"Untungnya mereka tidak menembak habis, peleton jaga waktu itu ya bung ?", desis Zipo sambil menghela nafas.

Sambil berbincang, mata pemuda penjelajah yang awas melihat titik merah, tepat diarah lurus depan, posisi benda merah itu posisi jam 10.

"Alhamdulillah piring terbang itu, tidak menyerang, hanya mengamati kami. Sebentar tapi lama. Lama tapi sebentar", urai Bung G lagi.

"Seperti di hipnotis ya Bung, jangan - jangan mereka turun dan melakukan kontak wawancara, pengumpulan data pengamatan tentang kita", Kejar Zipo menyelidik.

Bung G hanya menggelengkan kepala.dan membuka kedua tangannya lebar - lebar.

Zipo terganggu dengan titik merah yang makin lama membesar sebesar bola rugby tepat lurus di arah pandangnya.

"Bung lihat itu ?", tanya Zipo.sambil menuding, benda aneh yang tak dikenal, yang lama - lama makin membesar.

"Ya, saya sudah amati dari.awal.muncul lima.menit tadi", tegas.Bung G, sebagai.petugas yang terbiasa menyamar, mengamati detail, matanya terlatih dan awas.

Diam - diam tangannya sudah siaga memegang gagang pistol yang ada di dalam baju belakangnya, dengan rantai lanjang yang amat mencolok dari.gagang senjatanya terhubung dengan ujung ikat pinggangnya.

Dua pemuda petualang laut itu menikmati atraksi piring terbamg berbentuk.bola rugby merah itu. Sebagaimana bola.langit, pesawat tak dikenali.memutar dirinya dengan cepat.

Lalu dia bermanuver kekiri dan kekanan.dengan simpangan.yang jauh di cakrawala.. Setelah itu pesawat aneh itu menukik
Ke bawah laut didepan sana.

"Ah, dia jatuh, tenggelam ", seru Zipo kaget.

"Tidak, tidak jatuh. Tetapi turun.ke.cakrawala.jauh sana. Atau dia menyelam", kata Bung G keceplosan.

"Hah,  pesawat antariksa.juga bisa.menyelam ke.dasar.samudera ?", selidik Zipo penasaran.

"Begitulah, Semoga misi mereka damai, tidak lebih", harap Bung G tandas.

Benda melayang yang bisa terbang dan menyelam sudah tak ada didepan kami. Tapi ada rasa bersyukur yang dalam kami diberi kesemoatan melihat dan bertemu.

Di dalam batinku seperti ada pesan Telepati yang menyampaikan banyak pesan persahabatan. Lalu.Zipo menyeruput sisa minuman bioglas yang ada di botol minumannya.

Bung G terlihat berubah - ubah ekspresi.mukanya. rupanya dia bercakap telepati tentang banyak hal dengan pengendara.wahana antariksa.yanh kini.menyelami dasar Samudera Indonesia. Apalagi ini bukan jumpa pertamanya.

"Mereka, janji datang lagi ya?", tanya Zipo,"kapan?".

"Sst, ya, Rahasia dong!?", tegas.Bung G, sambil menekan telunjuknya ke bibir sendiri. Tapi.mukanya.sangat cerah, seperti.mendapat ribuan data yang dia.perlukan sesuai tugasnya.

Zipo pun tersenyum cerah, pengalaman barusan sungguh membuatnya beruntung

**
(kawan, kamu pernah ketemu Wahana antariksa.piring terbang, atau hantu laut berteknologi tinggi. Bagikan cerita aslimu pada.kami ya...)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun