"Pedoyo gendoyo plek-kotooo...", kuulang mantra aneh itu.
Entah berapa puluh kali. Lalu aku terjatuh, lepas dari terkaman makhluk bengis berupa wanita tua tapi ayu ini.
Lalu ada sinar putih. Byar!
Sinar putih itu terus menyorot ke mukaku, bahkan sekarang ke mataku. Aku tak bisa menghindar lagi.
 Ah...
"Ini Yuga Kak, Yuga ketemu Kak, kakak pembina, Yuga lagi makan serabut kelapa!", suara kawan-kawanku regu kobra, teriak kegirangan, mereka mati-matian mencariku, yang menghilang satu malam, menurut mereka. Padahal perasaanku baru hilang tiga jam saja.
Belum pernah aku, sesenang ini, melihat wajah teman-teman sereguku. Mereka lebih riang lagi bisa menemukan anggota regu yang hilang. Terbukti regu kobra ahli mencari jejak.
Celaka, pasti ini akan jadi guyonan mereka seumur hidupku.
Biarlah, aku pasrah, lalu aku mencoba mengingat - ingat rapal mantra penyelamatku.
Pe doyo doyo doyo.. plek...
Ah, memoriku pendek aku lupa.
Kawan kamu ingat kan?
Tolong bacakan
Buatku
Biar kita selamat saat menjelajah hutan seram
Pedoyo gendoyo... plek...
Apaaa?