pendatang baru di Kompasiana, format penulisan puisi di Kompasiana ini menurut saya tampilannya tak menarik. Tulisan yang seharusnya di Ms. Word layar laptop saya tertata rapi, dengan tanpa spasi di setiap baitnya, malah berubah seolah menjadi 2 spasi atau 2 kali enter di kolom tulisan Kompasiana.
SebagaiAwalnya saya menduga bahwa memang begitulah model tulisan di Kompasiana. Tapi ternyata saat melihat tulisan Monolog Balutan Sunyi-nya Kak Fatmi Sunarya, dan tulisan-tulisan puisinya yang lain, dalam hati berujar "loh, bisanya model tulisannya puisi itu jadi canteek, alamak".
Maka bergegaslah saya mengetikkan kata Cara Membuat Tulisan Puisi di Kompasiana 1 Spasi di kolom gugel. Tertemukanlah tulisan bang Iskandar Jet dengan judul Tutorial Menulis Puisi (Teknik Membuat Baris dan Paragraf) yang diunggah pada 2015.
Aduhai, inilah efek dari hanya tulis-tulis saja, tanpa banyak membaca. Tapi jujur, sewaktu tulisan puisi saya yang berjudul Bersisian Rasa seperti ini:Â
Apakah jendela masih sama sayang? Tidak
Sesekali bebal beranak pinak
Menyusup ribuan kehendak
Hingga terpental meghentak
Mari kita pugar
Kita cat
Agar nampak cahaya
Aneka warna
Mejenggala di jantung kita
Aku tak khawatir sayang
Kau saban waktu beraroma nirwana
Tempo tak terkira
Cintamu tak lapuk usia
Apalah lagi yang mesti kurisaukan? Tak ada
Akupun berpantang kalah untukmu
Kita berpagutan di lorong waktu
Hingga setiap rona memendar cahaya
Dari titik ke titik
Sarat aroma menggelitik
Hingga bersisian rasa
Menelisik pada cahaya
Kau untukku
Aku untukmu
Anak-anak cahaya
Saya bergumam, "masak sekelas Kompasiana ga keren ya?". Â Kemudian saya mengakali dengan cara membuat ilustrasi gambar yang di dalamnya ada puisi saya yang rapi, dengan niat agar pembaca tahu, "seharusnya tulisan puisi saya itu seperti di gambar loh".
Ternyata berdasarkan penjelasan bang Iskandar Jet, untuk membuat tulisan puisi agar tampilannya sama seperti yang diketikkan di layar Ms. Word di Laptop ke dalam tulisan Kompasiana, sederhana saja: cukup tekan [Shift + Enter], alamak. Itulah, meski sederhana, tapi perlu mengamati dan harus membaca.
Ingatlah Nak [Shift + Enter]
Betapa ingatan masa lalu dari setiap kebaikan [Shift + Enter]
Akan menjadi penjaga gawang dari gelombang bola yang berdatangan [Shift + Enter]
Meski sesekali ia melesap tak tertahan [Shift + Enter]
Jungkir balik menjadi kekuatan untuk menjadi terdepan [Enter]
Akibat dari ingatan ini, Nak [Shift + Enter]
Kelak setiap jendela akan menjadi pualam [Shift + Enter]
Akan menjadi kekuatan yang tak mungkin kau tahan [Enter]
Bergegaslah Nak [Shift + Enter]
Keluarlah dari setiap masalah [Shift + Enter]
Ketika hati di ujung hatimu tak nyaman untuk merasakannya[Enter]
Dan, tentu saja berhasil.Â
Ah, dasar saya yang masih pemula.
Note: Masak = Apa ia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI