Kuburan terbelah dua. Untung saja Bambang sigap melompat hendak menyelamatkan diri. Malang bagi Bambang kedua kakinya terperosok ke dalam kuburan. Malam ini benar-benar malam yang mengerikan bagi Bambang. Bahkan suara pun tercekat, tak satu kata dapat melompat dari mulutnya.
Dengan sekuat tenaga ia menarik kakinya.
"Duhaaai..mengapa bisa begini, duhaaaaaaaiiiiii" jeritnya dalam hati.
Setelah berpeluh Bambang pun bisa melepaskan kaki dari dalam kuburan, walau ia harus merelakan sandalnya tertinggal dalam kuburan. Ia segera berlari tunggang langgang.
Perkara ini rupanya tak diceritakan Bambang pada Rei. Tentu saja malu. Namun pagi ini, Bambang benar-benar penasaran apa yang terjadi terhadapnya tadi malam di kuburan.
"Kenapa tak kutengok saja pagi ini ke kuburan itu" batin Bambang. Ia bergegas.
Tepat pukul delapan ia persis berada di kuburan yang penuh tragedi tadi malam. Betapa terkejutnya ia melihat sepasang sandalnya berada di atas kuburan.
"Bah, itu kan sendalku? Kok bisa berada di atas kuburan? Kuburannya kenapa bisa tak ada bekas terbelah" Bambang penasaran.
Ia maju beberapa langkah, hendak mengambil sendalnya di atas kuburan. Betapa terkejut ia, sebab di bawah sandalnya itu ada tulisan yang menjengkelkan.
"Maaf, kami orang Belanda, tidak terima sandal Jepang".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H