"Baiklah, saya minta kita semua untuk urunan. Saling tolong menolong. Semangat rumekso yaitu menjaga, saling melindungi satu dengan yang lainnya, sebagaimana warisan orang tua kita, sekarang ini kita buktikan. Saya minta semua turut turun membersihkan lumpur dan kita menanam kembali tanaman kita" Pak Tawan menjelaskan tugas-tugas yang harus dilakukan setiap penduduk setelah mendapat informasi apa yang terjadi di hulu.
"Ia pak" kompak Dudun dan kawan-kawan juga tak mau ketinggalan. Meski masih berusia 8 tahun, mereka juga turut membantu untuk membersihkan dengan peralatan seadanya.
"Dudun,  meski kita sedang kesulitan saat ini, pesan Bapak padamu, contohlah Pak Tawan, Nak. Ia itu pekerja keras, dan selalu menolong siapapun yang membutuhkan. Sepi Ing pemreh Rame Ing Gawe" Pesan Ayah Dudun sambil membersihkan lumpur  yang menghampar.
Ditemani Pak Jum dan Pak Iyus, Pak Tawan segera menuju kota. Melaporkan hasil penemuan dari pak Jum dan Pak Iyus di hulu kepada pihak yang berwajib. Pihak berwajib segera menanggapi laporan pak Tawan dan kawan-kawan. Mereka langsung menuju hulu, dan menemukan para penebang tanpa izin dan sembarangan sedang melakukan aktivitas mereka untuk memotong pohon. Padahal, untuk memotong pohon yang ada di hutan, harus ada izinnya dari pemerintah. Selain itu setelah ditebang, harus bertanggung jawab untuk menaman kembali pohon-pohon pengganti, agar tidak banjir seperti yang terjadi di kampung pak Tawan.
Wiuw...wiuw...wiuuuww suara belasan mobil pihak yang berwajib saling sahut menyahut. Sejumlah orang pelaku penebang pohon tanpa izin dan tak bertanggung jawab segera ditangkap.
Sebagai ucapan terimakasih karena telah melaporkan kejadian yang merugikan negara, Pak Tawan dan penduduk kampung mendapatkan bantuan dari  pihak yang berwajib berupa bibit jagung dan bibit ikan nila. Penduduk berbahagia.
Tanah berbunyi dan bergetar berlangsung sampai bulan berikutnya, hingga penduduk menyebut kampung mereka 'kampung Siumbut-umbut'. Setiap lumpur yang dipijak, selalu saja berbunyi mbut...mbuut...mbut. Namun, dengan semangat gotong royong, penduduk dapat membangun kembali kampung mereka. Pekerjaan membersihkan lumpur dan menanam kembali pohon-pohon seperti sayur, padi, cengkeh, dan lainnya dapat dikerjakan dengan cepat. Tak ada satupun penduduk yang mengeluh. Bahkan Dudun pun selalu semangat setiap kali diminta Ayah untuk membantu membersihkan lumpur yang tak habis dibersihkan dalam satu minggu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H