Mohon tunggu...
Azka Saqina Salsabila
Azka Saqina Salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - Saya Mahasiswa dari Universitas Siliwangi Fakultas Agama Islam, Prodi Ekonomi Syariah

Semoga artikel saya bisa menambah informasi dan wawasan bagi para pembaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Erat Diplomatik Antara Indonesia Dan Jepang Mendorong Sektor Perekonomian Indonesia

6 Oktober 2024   10:40 Diperbarui: 6 Oktober 2024   10:51 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hubungan erat diplomatik antara negara Indonesia dan Jepang telah terjalin sejak lama, dimulai dari sejak Indonesia merdeka pada tahun 1945. Namun awal mula ada kerjasama ini pada bulan April 1958 terhitung sudah selama 65 tahun sampai saat ini yang terus menciptakan sinergi yang kuat dalam berbagai sektor, terutama ekonomi. Kedua negara ini saling mengakui potensi masing-masing, dengan Jepang melihat Indonesia sebagai mitra strategis di kawasan Asia Tenggara. Seperti yang kita ketahui, bahwa negara Jepang merupakan salah satu investor terbesar di Indonesia, berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Selain investasi, Jepang juga aktif dalam memberikan bantuan teknis dan pinjaman yang mendukung berbagai proyek pembangunan. Di sisi lain, Indonesia menawarkan pasar yang besar dan sumber daya alam yang melimpah, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi perusahaan-perusahaan Jepang. Dalam konteks ini, artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana hubungan erat diplomatik antara Indonesia dan Jepang tidak hanya memperkuat kerjasama bilateral, tetapi juga mendorong sektor perekonomian Indonesia. Dengan memfokuskan pada berbagai sektor seperti industri, perdagangan, dan investasi, diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai dampak positif dari hubungan ini terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Melalui kunjungan tingkat tinggi dan perjanjian bilateral, kerjasama ini bertujuan untuk memperkuat investasi dan perdagangan, serta mempromosikan pertukaran budaya.

Bukti hubungan kerjasama bilateral ditunjukan dengan adanya IJEPA

Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement merupakan komitmen kerja sama bilateral antara Indonesia dan Jepang yang bertujuan untuk membebaskan perdagangan melalui penghapusan tarif serta penyesuaian regulasi investasi untuk menarik investor Jepang ke Indonesia. Perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 20 Agustus 2007 dan telah aktif sejak tahun 2008.

Semenjak tahun 2008, 15 tahun setelah perjanjian ini dilaksanakan, IJEPA telah menghasilkan berbagai dampak positif terhadap ekonomi Indonesia dan Jepang. Menurut data dari Free Trade Agreement Center di Indonesia, terlihat perkembangan ekspor dan impor Indonesia dengan Jepang pada triwulan III tahun 2023. Khususnya, Indonesia telah meningkatkan ekspor nikel dan impor komponen kendaraan. Jepang berurut sebagai negara tujuan ke-4 untuk ekspor nonmigas Indonesia, dan negara ke-2  pemasok barang nonmigas Indonesia. Selain itu, terdapat pula  komitmen di sektor perdagangan jasa yaitu antara lain pembukaan jasa travel, komunikasi, transportasi, konstruksi, keuangan, dan informasi oleh Jepang. Terkait minat investasi Jepang di Indonesia, IJEPA telah meningkatkan investasi pada sektor listrik, barang logam, transportasi, mesin, elektronik, dan lainnya hingga menjadi 28.9% (2009-2017). Untuk pengiriman tenaga kerja, Indonesia telah mengirimkan 622 tenaga perawat dan 1.494 tenaga perawat lansia selama tahun 2008-2017. Terakhir, kedua negara telah aktif berperan pada ranah internasional seperti WTO, APEC, dan FEALAC, hingga Jepang menjadi salah satu negara mitra dialog bagi ASEAN maupun ASEAN Plus Three.

Pada 16 Desember 2023, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan bahwa Jepang akan memberikan akses yang lebih besar untuk produk Indonesia serta penghapusan tarif untuk produk olahan perikanan serta meningkatkan hubungan perbankan. Sejalan dengan hal tersebut, kedua belah pihak antara Menteri Luar Negeri Indonesia dan Jepang memiliki keinginan agar Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA) yang telah direvisi dapat diimplementasikan pada kuartal pertama tahun 2024, meskipun masih harus ditandatangani dan diratifikasi secara resmi oleh parlemen masing-masing setelah melalui proses hukum [Nikkei, 2023].

Hubungan Perekonomian dan Perdagangan Antara Indonesia dan Jepang. 

Dalam hubungan kerjasama perekonomian dan perdagangan terdapat 5 sektor utama kerja sama Indonesia – Jepang, yaitu impor ekspor, tenaga kerja, infrastruktur, daya saing, masalah bea, dll. Dan untuk meningkatkan hubungan dagang internasional Indonesia – Jepang, tepatnya pada tahun 2007 ditandatangi persetujuan EPA/Economic Partnership Agreement antara kedua belah negara. Tujuan dibuat persetujuan ini untuk kemajuan ekonomi yang lebih baik lagi bagi kedua negara.

1. Ekspor Impor

Dilansir dari id.emb.japan.go.jp, nilai ekspor Indonesia ke Jepang sebesar US$23,6 miliar. Angka ini didapat berdasarkan statistik pemerintah Indonesia. Sedangkan untuk nilai impor Indonesia dari Jepang mencapai US$6,5 miliar. Produk yang di impor dan di ekspor oleh Indonesia dan Jepang merupakan produk yang sangat penting bagi kedua negara. Dengan begitu hubungan dagang Indonesia dan Jepang bersifat mutualisme, sama-sama saling menguntungkan. Ini dapat menunjukkan bahwa Jepang mengalami surplus besar dalam hal impor dari Indonesia. Komoditas utama yang diekspor Indonesia ke Jepang mencakup :

  • Minyak Kelapa Sawit : Digunakan dalam produksi makanan dan kosmetik.
  • Kopi : Terutama jenis Arabika dan Robusta, yang memiliki aroma khas.
  • Buah-Buahan Tropis : Seperti mangga, nanas, dan pisang, dikenal karena kesegaran dan kualitasnya. 
  • Karet Alam : Terutama lateks, digunakan dalam industri otomotif.
  • Rempah-Rempah : Termasuk lada, jahe, dan cengkeh, yang banyak diminati untuk kuliner Jepang.
  • Udang : Terutama udang windu, yang sangat diminati di pasar Jepang untuk berbagai olahan seafood.
  • Pulp : Digunakan dalam pembuatan kertas, pulp Indonesia bersaing dengan produk dari negara lain dan memenuhi standar Jepang yang lebih ketat.
  • Tekstil : Termasuk kain dan pakaian jadi, seperti kaos dan batik, yang memiliki permintaan tinggi di Jepang.

Sebaliknya, produk yang diimpor Indonesia dari Jepang meliputi:

  • Mesin dan Peralatan Listrik: Untuk keperluan industri dan konsumen.
  • Suku Cadang Elektronik: Termasuk komponen untuk ponsel dan komputer.
  • Alat Transportasi: Seperti kendaraan bermotor dan suku cadang mobil.
  • Produk Teknologi Tinggi: Yang diperlukan untuk modernisasi infrastruktur dan industri di Indonesia.

2. Tenaga Kerja 

Jepang tetap mempertahankan posisi penting sebagai investor utama di Indonesia. Lebih dari 1000 perusahaan Jepang beroperasi di Indonesia, mempekerjakan lebih dari 32 ribu pekerja lokal. Ini menjadikan Jepang sebagai salah satu penyedia lapangan kerja terbesar di Indonesia.

Selain investasi langsung, Jepang juga memberikan bantuan pembangunan melalui skema Official Development Assistance (ODA). Pada tahun 2005, Indonesia menerima bantuan pembangunan netto sebesar US$1,22 miliar dari Jepang. Bantuan ini mencakup berbagai bidang :

3. Infrastruktur:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun