Mohon tunggu...
Ardwn
Ardwn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menggambar dan melihat bagaimana dunia bekerja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gus Miftah Mengundurkan Diri: Peringatan Tegas atau Gimmick Semata

8 Desember 2024   12:40 Diperbarui: 8 Desember 2024   12:48 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika pengunduran diri ini memang dimotivasi oleh introspeksi atas kontroversi tersebut, publik patut mengapresiasi langkah tersebut. Namun, jika ini hanya strategi untuk meredam kemarahan publik tanpa perubahan substantif, maka nilai simbolis dari pengunduran diri ini patut dipertanyakan.

Gimmick atau Pembelajaran?

Penting untuk mempertimbangkan apakah pengunduran diri ini murni didorong oleh alasan moral atau hanya sekadar manuver untuk mempertahankan citra. Dalam beberapa kasus di dunia politik, pengunduran diri kerap menjadi langkah strategis untuk menghindari sorotan negatif tanpa ada konsekuensi nyata.

Jika Gus Miftah ingin menunjukkan bahwa ia benar-benar belajar dari situasi ini, langkah selanjutnya harus terlihat jelas. Menggunakan momen ini untuk merefleksikan tanggung jawab sosial, memperbaiki hubungan dengan masyarakat, dan menegaskan komitmennya terhadap nilai-nilai kesetaraan dan penghormatan lintas agama adalah hal yang lebih substansial dibanding sekadar pengunduran diri.

Apa yang Dibutuhkan ke Depan?

Sebagai tokoh publik, Gus Miftah diharapkan tidak hanya memberikan pernyataan emosional tetapi juga aksi nyata yang mencerminkan tanggung jawabnya sebagai pemimpin. Pengunduran diri tidak seharusnya menjadi akhir cerita, melainkan awal dari perjalanan untuk membangun kembali kepercayaan publik

Apakah langkah ini sebuah peringatan moral bagi para pemimpin lainnya atau hanya gimmick semata akan sangat ditentukan oleh apa yang dilakukan Gus Miftah setelah ini. Masyarakat, tentu saja, berharap bahwa ini bukan sekadar drama politik, melainkan sebuah transformasi nyata dari seorang pemimpin yang berkomitmen untuk mem

bawa perubahan positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun