Mohon tunggu...
Azka Halima
Azka Halima Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Hello, i am a student majoring in Indonesian Language and Literature Education who really likes to write and learn many things. I hope what i share here can be useful for anyone who reads it.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Anak Perempuan yang Terluka

3 November 2023   17:30 Diperbarui: 3 November 2023   17:36 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Foto oleh Min An dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/bulan-dan-bintang-813269/  

Di atas langit yang tinggi, di bawah bumi yang luas.

Seorang anak perempuan berjuang tanpa henti.

Begitu banyak beban yang diberikan padanya.

Hingga pundaknya tak terlalu kuat untuk menampung semuanya.

Meski lelah, namun menyerah bukan pilihan.

Di balik murah senyumnya, ia merahasiakan dukanya.

Meski hatinya terluka, ia terus berjuang.

Jalan menuju pelangi penuh dengan ranjau.

Tak seorang pun tahu ia selalu menangis ketika malam tiba.

Hanya langit yang mendengar, juga menemani malamnya.

Di dalam kesunyian, ia berjuang seorang diri.

Menghadapi badai dalam hidup yang begitu berat.

Mimpi-mimpinya seperti rumput yang terus terinjak,

namun selalu berusaha untuk tetap hidup.

Hidup ini tak adil katanya,

karena sering kali dingin menghampiri.

Namun dia harus terus berdiri, meski kaki tak lagi sanggup berdiri.

Dia tahu mimpi-mimpinya adalah harta yang berharga.

Sehingga dia terus berjuang, biarpun dengan luka yang terus mengiris.

Anak perempuan ini memang tak terlihat,

namun ia terus berjuang dalam kesunyiannya.

Anak perempuan ini memang terluka hebat,

namun ia tak kan mudah hancur.

Meraih mimpi yang selalu disemogakannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun