Mohon tunggu...
Azka FaizadillaYusra
Azka FaizadillaYusra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Mesin, Universitas Pembangunan Negeri "Veteran" Jakarta

Saya adalah orang yang menggemari olaharga terutama basket. Selain itu, saya tertarik dengan travelling dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sisi Positif dan Negatif Pemanfaatan Inovasi Wastafel dengan Metode Injak

15 Oktober 2023   18:52 Diperbarui: 15 Oktober 2023   19:08 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fasilitas Wastafel Injak UPN "Veteran" Jakarta, Kampus Pondok Labu

Sedari kecil, kita selalu dianjurkan untuk menjaga kesehatan badan agar tubuh kita jauh dari penyakit. Hal yang paling mudah untuk dilakukan dalam menjaga kebersihan tubuh dengan cara mencuci tangan. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih merupakan salah satu cara termudah untuk menjaga kebersihan badan agar terhindar dari berbagai penyakit. Kita sudah diajarkan untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Selain itu, setelah melakukan kegiatan kita dianjurkan untuk mencuci tangan. Kita harus mengatahui bahwa setiap agama mendorong semua umatnya untuk mencintai kebersihan. 

Dalam agama Islam, kebersihan merupakan sebagian dari iman (HR Tirmidzi). Saat ini, masyarakat suka dengan hal-hal yang efektif dan mempermudah hidup mereka. Untuk mempermudah dalam melakukan cuci tangan, saat ini terdapat wastafel injak yang muncul ketika pandemik Covid-19 melanda. 

Wastafel metode injak adalah bentuk inovasi wastafel yang bertujuan untuk meningkatkan kebersihan dan kesehatan, terutama kebersihan tangan. Wastafel ini biasanya terbuat dari alumunium ataupun paralon yang dirakit. Wastafel metode ini sering ditemui pada tempat-tempat umum, seperti mall, sekolah, universitas, atau area yang mungkin memiliki risiko tinggi penularan penyakit. Cara untuk mengaktifkan aliran air wastafel metode injak ini adalah dengan menekankan pedal atau tombol injak dengan kaki. Inovasi ini memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air, mencegah penyebaran kuman dan meningkatkan kebersihan tangan.

Pemanfaatan wastafel metode injak ini mendapatkan tanggapan postif dari penggunanya. Inovasi wastafel ini dapat membantu mengurangi kontak langsung dengan keran air dimana aliran air dipancurkan yang mungkin terkontaminasi oleh kuman dan bakteri. Dengan mengurangi kontak secara langsung, dapat mengurangi penyebaran virus dan penyakit. Selain itu, wastafel metode ini menjadi lebih efisien dan hemat air, karena air hanya akan mengalir saat pengguna menekan pedal atau tombol injak, sehingga air tidak akan terbuang sia-sia karena keran tidak ditutup kembali saat atau setelah digunanakan. 

Namun, wastafel model injak ini juga mendapatkan tanggapan kontra dari berbagai penggunanya. Seperti ukuran wastafel ini yang rata-rata hanya dapat digunakan oleh orang dewasa, sehingga anak-anak yang ingin menggunakan wastafel ini mengalami kesulitan karena harus meraihkan tangannya di bawah saluran air, tetapi diwaktu yang bersamaan ia juga harus menginjak pedal agar dapat mengalirkan air. 

Selain itu, ada beberapa wastafel metode ini yang belum dapat mengatur kecepatan air yang dialirkan saat pedalnya diinjak, sehingga volume air yang keluar saat digunakan terlalu kencang dan banyak, yang menyebabkan pengguna dari wastafel ini terciprat air yang keluar dengan jumlah yang besar. Terkadang, beberapa orang tua juga mendapati pakaian anaknya yang basah setelah menggunakan wastafel metode injak ini.

Inovasi wastafel metode injak sangat cocok dikalangan masyarakat Indonesia, terutama bagi masyarakat yang memiliki kesibukan lebih. Inovasi ini memudahkan masyarakat akan keefienannya saat digunakan, sehingga dapat dengan cepat digunakan. 

Namun, dapat diingat bahwa wasfatel semacam ini belum tersebar dengan luas di berbagai tempat, terutama daerah yang kurang berkembang. Oleh karena itu, penting untuk adanya pemerataan produk ini, edukasi kepada masyarakat terhadap pentingnya mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktifitas juga penting untuk dilakukan, serta perlu adanya pengembangan dan evaluasi pada produk wastafel ini agar minimnya kekurangan, sehingga wastafel metode injak ini dapat mendekati titik sempurna dengan harga yang terjangkau saat diperjualbelikan pada khalayak luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun