Mohon tunggu...
Azka AuliaSyafitri
Azka AuliaSyafitri Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa Keperawatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hubungan Penerapan Caring oleh Perawat dan Penilaian Masyarakat Terhadap Profesi Perawat Semasa Pandemi COVID-19

18 Mei 2020   20:31 Diperbarui: 18 Mei 2020   20:54 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hubungan Penerapan Caring oleh Perawat dan Penilaian Masyarakat Terhadap Profesi Perawat Semasa Pandemi COVID-19

Azka Aulia Syafitri, 1906291941, Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Abstrak: Sikap caring yang menjadi ciri khas praktik keperawatan menjadi sorotan di media selama masa pandemi COVID-19. Beberapa media menyoroti kinerja perawat yang tidak memberikan perlakuan berbeda terhadap pasien COVID-19 dengan pasien lainnya. Pemberitaan mengenai sikap perawat juga membawa penilaian positif bagi masyarakat yang selama ini memiliki impresi buruk terhadap perawat. Essay ini ditulis dengan tujuan menjelaskan salah satu teori caring menurut Roach (2013) dan menggambarkan pengaruhnya terhadap penilaian masyarakat tentang profesi perawat khususnya selama pandemi COVID-19.

Kata Kunci:caring,covid-19,masyarakat,penilaian,perawat

Dalam situasi pandemi COVID-19 seperti saat ini, kinerja tenaga kesehatan khususnya perawat dan dokter mendapat banyak sorotan oleh media. Meskipun telah dilengkapi alat pelindung diri (APD) tentu saja muncul rasa khawatir dalam diri para tenaga kesehatan tersebut dapat tertular. Belum lagi perasaan cemas akan membawa virus kepada orang-orang dirumah. Namun, segala kecemasan itu tidak dapat menghilangkan sikap caring sebagai nilai utama seorang perawat.

Caring merupakan inti dari keperawatan. Terdapat berbagai teori caring, salah satunya adalah teori six c's yang dikemukakan oleh Roach (2013). Menurut Roach, caring merupakan salah satu cara yang membuat manusia tetap ada. Roach menyebutkan bahwa caring merupakan pusat kegiatan dari seluruh praktek keperawatan (Berman, Synder, & Frandsen, 2016). Dalam teorinya Roach menyampaikan ada enam kategori dalam caring yang memiliki nilai tersendiri dan dapat diwujudkan melalui sebuah tindakan oleh perawat. Adapun keenam kategori caring tersebut yakni compassion, competence, confidence, conscience, commitment dan compartment.

Compassion berarti perawat memiliki kesadaran akan hubungannya dengan orang lain termasuk pasien. Sehingga perawat mampu berbagi kebahagiaan, maupun penderitaan yang dialami oleh pasien.  Competence berarti seorang perawat haruslah memiliki pengetahuan dan juga keterampilan dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai profesi perawat. Confidence mengajarkan bahwa perawat perlu membuat dirinya senyaman mungkin sebelum akhirnya memberikan kenyamanan tersebut pada pasien dan membangun relasi yang baik antara perawat dan pasien.

Conscience, kategori ini berhubungan dengan moral, etika, dan kesadaran mengenai hal yang benar atau salah. Dalam mengaplikasikan caring, perawat juga harus bersifat profesional dengan memenuhi tanggung jawab pribadi. Commitment, dalam menjalankan profesi nya perawat harus mampu bertindak atas kehendak pribadi maupun menjalankan tugas sebagai delegasi. Compartment, penampilan yang rapih, tutur kata yang baik mencerminkan sikap profesional seorang perawat. Perawat harus melihat orang lain sebagai seseorang yang harus dihormati dan juga membuat dirinya sendiri pantas untuk dihormati.

Sebuah kisah inspiratif yang menurut saya membantu kita lebih memahami tentang teori caring menurut Roach terdapat pada salah satu berita di halaman Kompas.com. Perawat yang bernama Nurdiansyah, yang kini bekerja di salah satu rumah sakit di Jakarta telah merawat pasien COVID-19 selama kurang lebih dua bulan. Setiap harinya, ia memantau perkembangan kondisi pasiennya melalui monitor yang tersedia pada setiap kamar. Selain memantau perkembangan pasiennya melalui monitor, perawat tersebut juga memberikan asuhan keperawatan secara langsung tentunya dengan menggunakan APD. Perawat tersebut menyatakan bahwa ia seringkali menghabiskan waktu paling tidak satu jam dengan satu orang pasien, karena beberapa pasien tidak mau ditinggal sendiri.

Pengalamannya sebagai perawat yang terbiasa menangani pasien HIV/AIDS selama satu setengah tahun membuatnya lebih peka untuk menjaga mental dan kenyamanan pasien Covid-19. Salah satunya adalah dengan membantu para pasien untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif. Bahkan perawat tersebut mengaku sempat memegang tangan pasiennya untuk membantu memberikan rasa tenang saat seorang pasien mengalami sesak. Berikut pernyataan Nurdiansyah yang dikutip dari laman Kompas.com "Kadang pasien pegang tangan kita. Ketika dia sesak, kita berikan penguatan, kita ajarkan teknik napas dalam agar dia rileks,". Meskipun tidak bersentuhan langsung karena terhalang APD, tentu tindakan perawat tersebut sangat berpengaruh dalam memberikan kenyamanan pada pasien dan membuat pasien merasa lebih tenang. Tindakan perawat inilah yang disebut dengan caring.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Roach (2013) salah satu bentuk caring adalah dengan berbagi kebahagiaan dan juga penderitaan dengan orang lain (Potter, Perry, Stockert&Hall,2017). Perawat pada kisah yang dikutip dari Kompas.com tersebut, tetap menjalankan perilaku caring sekalipun pada pasien penderita Covid-19 sebagaimana ia memperlakukan pasien-pasien lainnya. Meskipun begitu, ia tidak melupakan tanggung jawabnya untuk menggunakan APD demi menjaga keselamatan pribadi. Sikap semacam inilah yang selama ini jarang diangkat keberadaannya oleh media dan jarang pula dialami langsung oleh masyarakat. Sehingga,dengan adanya pemberitaan positif mengenai kinerja perawat saat ini mampu menggeser stigma terhadap perawat oleh masyarakat. Pelayanan yang berkualitas dengan tetap menerapkan sikap caring terhadap pasien Covid-19 menumbuhkan empati baru di kalangan masyarakat. Dengan demikian, kepercayaan masyarakat terhadap profesi perawat ikut meningkat.

Referensi:

Berman, A., Snyder, S., & Frandsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamentals of Nursing: Concept, Process, and Practice (10th Ed.). New Jersey: Pearson Education.

Berty , S., Tri, T. (2020). Kisah Perawat Italia Hadapi Virus Corona hingga Wajah Memar. Diakses pada 17 Maret 2020 melalui: [https://www.liputan6.com/global/read/4201272/kisah-perawat-italia-hadapi-virus-corona-hingga-wajah-memar]

Farisa, F. (2019). Kompas.com: Cerita Perawat Berikan Penguatan ke Pasien Covid-19 yang Takut Ditinggal. Retrived from: [https://nasional.kompas.com/read/2020/04/19/12011791/cerita-perawat-berikan-penguatan-ke-pasien-covid-19-yang-takut-ditinggal]

Potter, P., Perry, A., Stockert, P., & Hal, A. (2017). Fundamentals of nursing (9th Ed.).. Missouri: Elsevier.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun