Mohon tunggu...
Nabil Azka
Nabil Azka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tourism Student

I am a tourism undergraduate program student at Gadjah Mada University Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Seterang Bulan di Alun-alun Kidul Yogyakarta

11 September 2024   17:08 Diperbarui: 11 September 2024   17:11 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku mendekati pria tua itu dan membeli satu terang bulan seharga enam ribu rupiah. Terang bulan adalah makanan tradisional yang terbuat dari adonan tepung dengan topping meses, susu kental manis, dan gula halus. Dengan cekatan, pria itu segera membuatkan pesananku. Aku berpikir, dengan harga segitu, apakah dia mendapat keuntungan yang cukup? Semoga saja begitu.

"Sudah berapa lama berjualan, mbah?" tanyaku.

"Dua puluh satu," jawabnya.

Aku tersenyum senang mendengar jawabannya. "Oh, sudah dua puluh satu tahun, ya? Lama juga."

"Bukan, mas. Saya sudah berjualan ini selama dua puluh satu bulan," jelasnya.

Aku tertawa kecil mendengar jawabannya. "Oh, jadi baru dua puluh satu bulan, ya? Masih relatif baru juga."

Aku melanjutkan obrolan dengan pria itu. Meskipun dia baru berjualan Terang Bulan di Alkid selama 21 bulan, dia sudah tinggal di Yogyakarta selama 10 tahun. Dia menjelaskan bahwa masalah sampah di Alkid beberapa waktu lalu sudah teratasi dengan diterapkannya iuran harian sebesar lima ribu rupiah. Aku lalu bertanya tentang sewa tempat bagi pedagang di Alkid. Pria itu menjelaskan bahwa pedagang di lapangan rumput sebagian besar adalah anggota paguyuban dari warga setempat, sedangkan pedagang yang berada di trotoar adalah pendatang yang membayar sewa tempat kepada tukang-tukang parkir di sana. Aku tidak menanyakan berapa jumlah sewanya, tetapi informasi itu cukup mengejutkanku karena selama ini aku mengira mereka menyewa tempat dari Pemerintah Kota atau Kraton.Dia juga bercerita bahwa meskipun selama ini dia selalu ramai pembeli, satu-satunya ancaman adalah jika tiba-tiba turun hujan. Biasanya, jika hujan sudah mulai turun di sore hari, dia memilih untuk tidak berjualan. Namun, cuaca sering kali tidak bisa diprediksi, dan hujan bisa datang tiba-tiba di malam hari.

Terang Bulan Jadoel || Dokumentasi Pribadi
Terang Bulan Jadoel || Dokumentasi Pribadi

Akhirnya setelah bercerita cukup panjang, pesananku selesai dibuatkan olehnya. "Wow, sudah lama sekali aku tidak makan ini" gumamku dalam hati. Aku lalu berpamitan sembari menyerahkan uang untuk membayar pesanan tersebut. Sayangnya aku lupa menanyakan siapa nama kakek itu. Walaupun sempat ragu untuk mengunjungi Alkid, tetapi aku bertemu dengan kakek itu ternyata memberikan insight baru bagiku, sesuatu yang tidak aku ketahui sebelumnya tentang Alkid.

Setelah itu, aku kembali berkeliling menyusuri Alkid bersama Irvan. Aku memutuskan membeli beberapa makanan ringan untuk teman kami bertukar pikiran. Aku mulai menceritakan segala keluh kesahku dan bertukar pikiran menemukan jawaban atas segala keluhku tersebut. Waktu mulai menunjukan pukul sembilan malam dan memutuskan untuk pulang. Aku dan Irvan lalu berjalan menuju parkiran menjemput Siska, motor putih kesayangan Irvan. Perjalanan pulang seperti biasa, tidak ada yang menarik untuk aku ceritakan.

Di akhir perjalanan kami ke Alun-Alun Kidul, aku merasa sesuatu yang berbeda dalam diriku. Momen sederhana, seperti menikmati Terang Bulan dari pedagang tua yang ramah, ternyata mampu mengubah pandanganku tentang sebuah tempat yang selama ini tampak biasa saja. Pertemuan dengan Irvan dan kebaikan kakek penjual Terang Bulan menyadarkanku bahwa kadang, ketenangan dan inspirasi datang dari hal-hal yang tak terduga. Meskipun Alkid mungkin tidak sepenuhnya bebas dari kekurangan, aku menemukan nilai lebih dalam pengalaman sederhana tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun