Peran Generasi Z dalam membangun pendidikan bangsa sangatlah penting, ini akan membuktikkan bahwasannya Generasi Z mampu memberikan Aspirasi dan Aksi yang positif terhadap lingkungan Pendidikan.
Generasi Z juga biasa dijuluki "Digital Natives" atau disebut Generasi yang tumbuh dan dibesarkan penuh dengan Teknologi Digital, sehingga banyak judgement negatif yang dikonsumsi Gen Z, seperti ketertarikan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan meneruskan belajar hingga keperguruan tinggi negri.
Aspirasi
Aspirasi Generasi Z masih tergolong kuat.Â
seperti kutipan aspirasi yang disampaikan oleh Kiki Putra pada channel podcast "Cerita Indonesia." , mengenai modifikasi pendidikan yang dibutuhkan saat ini "Pendidikan itu apa sebenarnya? Pendidikan itu adalah proses memanusiakan manusia. Simple, orang yang akan mengetahui esensi hidupnya apa. Istilah latin namanya Ad Maiora Natsung artinya kita itu harus percaya, kita hadir di dunia untuk melakukan hal-hal yang besar."Â
Dalam pertanyaan podcast selanjutnya Apa yang akan dilakukan oleh seorang Kiki jikalau dia mendapat kesempatan untuk menjadi staf khusus, entah staf menteri, atau wamen di dalam MENDIKBUD? "Prioritas pertama adalah kesejahteraan guru. Karena guru yang hebat akan melahirkan murid yang hebat. Jadi menurut saya, penggantian kurikulum bukanlah sebuah jawaban. Penghapusan UN bukanlah sebuah jawaban untuk memperbaiki pendidikan. Tetapi peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam hal ini guru, dari Sabang Merauke secara adil. Itu akan menciptakan murid-murid hebat di Indonesia. Karena pendidikan itu adalah investasi jangka panjang, yang hasilnya gak akan kita bisa lihat dalam waktu 2 tahun, 5 tahun. Bisa jadi itu baru kelihatannya 20 tahun kemudian, 10 tahun kemudian, ketika dia sudah berkeluarga. Jadi untuk orang bisa melihat bahwa investasi jangka panjang itu ada di pendidikan itu sangat sulit."
Aksi
Jika sudah terbukti Generasi Z tergolong dapat menyampaikan aspirasinya maka aksi ikut serta mengiringi,Â
Apa yang menjadi aksi jejak dari aspirasi mereka?Â
Kita bisa lihat dari proses pertarungan pada kursi beasiswa PTN, seperti kutipan dari PUSLAPDIK (2023) "Sebanyak 44,928 siswa pendaftar KIP Kuliah dinyatakan lolos Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) 2023 atau 23,42 persen dari total pendaftar KIP Kuliah tahun 2023 jalur SNBP yang sebanyak 191.827."
 berbondong-bodong para tamat pelajar menengah atas untuk melakukan aksi pendapatan beasiswa yang meringankan ekonomi rumah tangga yang minim, meski kelolosan dalam pertarungan ini seringkali memberikan kegagalan yang cukup tajam dan rata-rata dari kalangan Gen Z memiliki planning pada kursi Beasiswa Luar Negri yang tergolong lebih mudah dicari dan memberi peluang lolos yang banyak,
seperti pernyataan yang disampaikan Nadia Zhaferra, Tenaga Kependidikan (2020) "Kalo menurut pengalaman saya dalam mencari beasiswa, bukan lebih mudah mendapatkan tapi lebih mudah dicari, Beasiswa luar negeri banyak sekali informasinya, banyak negara memiliki program beasiswa untuk orang Indonesia." Begitulah aksi nyata para pelajar Indonesia mewakili banyak harapan dan sejuta impian dengan mendapat pendidikan yang layak, dan tidak memberatkan ekonomi rumah tangga.
Aksi dan Aspirasi Generasi Z adalah salah satu upaya memulai jejak warisan pemuda dalam menata pendidikan bangsa, mulai dari keberanian dalam menyampaiakan aspirasi terhadap permasalahan dibidang pendidikan Indonesia yang membuktikkan bahwasannya Gen Z juga peka terhadap kemajuan sistem pendidikan Indonesia,Â