Mohon tunggu...
Azka NaaziraWardhana
Azka NaaziraWardhana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

Hobi: menulis dan menggambar

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

The Library of Roses (3)

19 Oktober 2023   19:29 Diperbarui: 19 Oktober 2023   19:31 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kak jawab pertanyaannya. Apa tujuan kakak?" Tanya Nathaniel yang sudah kesal menunggu.

"Tujuanku memanggilmu adalah, untuk menyelamatkan rakyatku dan melestarikan informasi penting yang ada di "Solar Sanctuary"." Jawab Lysander.

"Bagaimana jika anda disuruh memilih satu? Yang mana yang akan anda pilih? Yang mana yang akan anda prioritaskan?" Circe terus memojokkan Lysander dengan pertanyaan rumitnya.

"Jika begitu, saya tidak bisa memilih salah satu. Meskipun nyawa saya taruhannya, biarkanlah begitu. Daripada saya melanggar perintah ayah dan menjadi anak yang durhaka, dan daripada saya menjadi pemimpin yang tidak adil. Tidak ada aturan tertulis maupun tersirat yang mengharuskan bahwa prioritas saya harus terfokus pada satu hal saja." Jawab Lysander tanpa berpikir terlalu panjang.

 Circe, puas dengan jawaban Lysander, segera menuliskan sesuatu pada dokumen yang diberikan Lysander. Betapa bahagianya Lysander setelah mendapat dokumen berisi tanda tangan wakil keluarga Mawar Merah tersebut.

"Saya amat puas dengan jawaban anda. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik." Circe tersenyum manis.

"Terima kasih juga atas kerja sama anda. Apakah ada persyaratan tertentu?" Tanya Lysander.

"Tidak juga. Hanya saja, saya ingin anda berkunjung ke "Shadow Cryptex"? Sudah lama sekali saya ingin ajak anda berkunjung. Dan tentunya, saya akan memberi anda jawaban untuk masalah-masalah yang melanda rakyat anda. Dan jika anda khawatir dengan nasib rakyat selama anda pergi bersama saya, pangeran Nathaniel bisa mengajukan diri sebagai wakil." Usul Circe.

"Baiklah, tidak ada alasan bagi saya menolak. Nathan, aku harap kamu siap menggantikanku untuk beberapa hari. Aku akan kembali secepatnya agar kamu tidak terbebani." Nathaniel mengangguk dan membungkuk sebagai tanda hormat untuk kakaknya.

***

Setelah beberapa hari melalui lahan yang tandus, dan pohon-pohon berbentuk aneh, akhirnya pangeran dan Circe sampai di perpustakaan "Shadow Cryptex". Jika Circe tidak menunjukkannya pada Lysander, Lysander dapat melewatinya berulang kali tanpa menyadari bahwa ada perpustakaan besar disana. Meski bangunan tersebut terbuat dari meteorite berwarna silver, keberadaanya disembunyikan oleh bayangan besar. Wajar jika keberadaanya sedikit tidak diketahui. Sesuai namanya, "Shadow Cryptex" adalah perpustakaan yang disembunyikan oleh bayangan.

"Seperti yang kata pepatah, 'sesuatu yang cantik tentunya harus disembunyikan.' Meskipun ditutupi rumor sekalipun." Circe tertawa kecil.

"Strategi yang hebat. Dengan ini tidak banyak rakyat yang terjerumus ilmu hitam. Namun masih ada orang yang melestarikannya dan menjauhkannya dari campur tangan manusia. Hingga bisa dibilang, ilmu hitam tersebut masih berwujud suci atau murni karena tidak pernah dicampuri oleh budaya manusia kini." Lysander mengamati gedung yang menjulang tinggi diatasnya dengan saksama sebelum masuk ke dalamnya.

"Sekarang saya akan menunjukkan anda cara untuk mengatasi salah satu masalah rakyat anda. Beberapa tahun ini, jumlah makanan yang bisa dipanen mulai menurun hingga hampir tidak ada sama sekali bukan?" Lysander mengangguk.

"Ada salah satu ilmu yang ibu saya ajarkan. Yaitu "rapid growth". Untuk ini saya perlu darah viper,-" Circe menuangkan botol berisi cairan ungu kedalam botol kosong- "beberapa tetes embun, dan tentunya darah segar." Circe menyiapkan pisau tajamnya.

"Jangan," Lysander menahan tangannya. "Sudah tertera di perjanjian kita untuk tidak saling menyakiti satu sama lain dalam kurun waktu tertentu. Yakni, selama kita bekerja sama."

"Jangan khawatir," Circe tersenyum lebar. "Saya tidak akan menggunakan darahmu kok. Mengapa juga saya memeras darah orang lain disaat saya punya jantung yang berfungsi serupa?" 

Circe menyayat dagingnya dengan raut muka biasa-biasa saja. Seperti menyayat dagingnya adalah rutinitas sehari-hari baginya. Darah yang mengalir deras pun juga tidak dihiraukan. Darah Lysander sendiri membeku melihat perempuan yang kebal dengan tumpah darah dan ritual di luar pemikiran waras manusia. 

"Jangan kaget." Circe mencoba menenangkan pangeran yang membeku di tempat. "Mendiang kakakku adalah penderita hemofilia. Mungkin di negerimu dia akan didiskriminasi dengan banyaknya perawatan yang ia butuhkan. Tapi tidak dengan keluargaku. Mereka bahkan bangga mendapat karunia tersebut. Menurut ayah dan ibu, sekalinya saja kakak terluka, beribu-ribu tanaman berkesempatan tumbuh dengan subur. Sekalinya saja kakak terluka, ayah dan ibu menampung beberapa darah yang mengalir untuk keperluan penyembuhan, eksperimen dan hal-hal yang lainnya.

"Ini mungkin terlihat tidak manusiawi di matamu, tapi percayalah, ini adalah hal yang bagus. Kakakku yang memiliki "kekurangan" tersebut dianggap sebagai karunia. Kalaupun kakak meninggal karena kekurangan darah, ada banyak tanaman-tanaman di kebun ibu yang menjadi saksi bisu atas jasa-jasanya. Itu yang aku tidak suka dengan negeri timur. Mereka terlalu membanggakan ilmu mereka yang dianggap tanpa batas. Sedangkan kita yang hidup di bayangan malah lebih unggul dari mereka. Dari sisi sosial maupun ilmu. Yahh, mungkin yang kurang bagi kita adalah moral tapi tidak masalah." 

Lysander terdiam mendengar penjelasan Circe sambil membantu membalut luka sayatannya. "Terkadang seseorang yang berdiam diri dan rendah hati di balik bayangan lebih unggul daripada seseorang yang membanggakan ilmunya yang terbatas namun di besar-besarkan. Meskipun aku mengatakan hal seperti ini sama saja dengan aku menjelekkan negeriku sendiri, tapi terkadang, kebenaran itu tetaplah kebenaran bukan?"

"Tentu. Meskipun kebenaran mungkin sedikit menyakitkan, namun tidak bisa diapa-apakan kalau itu sudah fakta." Circe mengaduk isi botol berisi ramuannya dan menuangkannya ke dalam pot kecil berisi tanah. 

"Tunggulah beberapa saat sebelum bijinya tumbuh. Sambil menunggu, anda boleh membaca beberapa koleksi buku perpustakaan saya."

"Terima kasih atas tawaran anda. Jujur, saya juga penasaran dengan isi perpustakaan "terkutuk" yang desas-desusnya tidak akan pernah punah di kalangan masyarakat." Lysander mengambil buku terdekat dengannya. 

"Ahh, buku itu. Itu adalah buku yang memberitahu saya tentang kedatangan Doomsday. Setelah membaca buku tersebut, saya langsung menulis surat kepada anda. Saya tahu Doomsday hanya bisa ditunda, tidak bisa dihilangkan secara serta-merta. Namun mungkin saya bisa memberi peringatan walau hanya melalui surat."

"Halaman apa ini?" Lysander menunjuk halaman bertuliskan 'FUTURE'.

"Ini adalah buku yang mengetahui semua hal dari dulu hingga masa depan. Setelah halaman itu adalah rangkaian kejadian yang akan terjadi di masa depan. Hati-hati, jika anda membaca terlalu jauh ke masa depan, tangan anda akan berdarah. Saya tidak tahu batas minimumnya, tapi sebaiknya anda berhati-hati. Saya akan mencari perban ekstra untuk berjaga-jaga."

Lysander membalik halaman setelahnya dan membaca peristiwa tersebut dengan saksama. Ada beberapa yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Betapa bahagianya Lysander setelah mengetahui bahwa derita Doomsday akan segera berakhir. Namun halaman setelahnya mengguncang jiwa raga sang pangeran, dan tidak dalam artiaan bagus. Dia telah menemukan sebuah takdir masa depan. Takdir yang menyeramkan. Takdir yang bahkan ia tidak bisa cerna. Takdir yang membuat tangannya bergetar dan darahnya membeku sekali lagi.

'Wakil keluarga Mawar Merah akan meninggal dalam kurun waktu dekat.'

-To Be Continued-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun