Mohon tunggu...
Azka NaaziraWardhana
Azka NaaziraWardhana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

Hobi: menulis dan menggambar

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

The Library of Roses (3)

19 Oktober 2023   19:29 Diperbarui: 19 Oktober 2023   19:31 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Seperti yang kata pepatah, 'sesuatu yang cantik tentunya harus disembunyikan.' Meskipun ditutupi rumor sekalipun." Circe tertawa kecil.

"Strategi yang hebat. Dengan ini tidak banyak rakyat yang terjerumus ilmu hitam. Namun masih ada orang yang melestarikannya dan menjauhkannya dari campur tangan manusia. Hingga bisa dibilang, ilmu hitam tersebut masih berwujud suci atau murni karena tidak pernah dicampuri oleh budaya manusia kini." Lysander mengamati gedung yang menjulang tinggi diatasnya dengan saksama sebelum masuk ke dalamnya.

"Sekarang saya akan menunjukkan anda cara untuk mengatasi salah satu masalah rakyat anda. Beberapa tahun ini, jumlah makanan yang bisa dipanen mulai menurun hingga hampir tidak ada sama sekali bukan?" Lysander mengangguk.

"Ada salah satu ilmu yang ibu saya ajarkan. Yaitu "rapid growth". Untuk ini saya perlu darah viper,-" Circe menuangkan botol berisi cairan ungu kedalam botol kosong- "beberapa tetes embun, dan tentunya darah segar." Circe menyiapkan pisau tajamnya.

"Jangan," Lysander menahan tangannya. "Sudah tertera di perjanjian kita untuk tidak saling menyakiti satu sama lain dalam kurun waktu tertentu. Yakni, selama kita bekerja sama."

"Jangan khawatir," Circe tersenyum lebar. "Saya tidak akan menggunakan darahmu kok. Mengapa juga saya memeras darah orang lain disaat saya punya jantung yang berfungsi serupa?" 

Circe menyayat dagingnya dengan raut muka biasa-biasa saja. Seperti menyayat dagingnya adalah rutinitas sehari-hari baginya. Darah yang mengalir deras pun juga tidak dihiraukan. Darah Lysander sendiri membeku melihat perempuan yang kebal dengan tumpah darah dan ritual di luar pemikiran waras manusia. 

"Jangan kaget." Circe mencoba menenangkan pangeran yang membeku di tempat. "Mendiang kakakku adalah penderita hemofilia. Mungkin di negerimu dia akan didiskriminasi dengan banyaknya perawatan yang ia butuhkan. Tapi tidak dengan keluargaku. Mereka bahkan bangga mendapat karunia tersebut. Menurut ayah dan ibu, sekalinya saja kakak terluka, beribu-ribu tanaman berkesempatan tumbuh dengan subur. Sekalinya saja kakak terluka, ayah dan ibu menampung beberapa darah yang mengalir untuk keperluan penyembuhan, eksperimen dan hal-hal yang lainnya.

"Ini mungkin terlihat tidak manusiawi di matamu, tapi percayalah, ini adalah hal yang bagus. Kakakku yang memiliki "kekurangan" tersebut dianggap sebagai karunia. Kalaupun kakak meninggal karena kekurangan darah, ada banyak tanaman-tanaman di kebun ibu yang menjadi saksi bisu atas jasa-jasanya. Itu yang aku tidak suka dengan negeri timur. Mereka terlalu membanggakan ilmu mereka yang dianggap tanpa batas. Sedangkan kita yang hidup di bayangan malah lebih unggul dari mereka. Dari sisi sosial maupun ilmu. Yahh, mungkin yang kurang bagi kita adalah moral tapi tidak masalah." 

Lysander terdiam mendengar penjelasan Circe sambil membantu membalut luka sayatannya. "Terkadang seseorang yang berdiam diri dan rendah hati di balik bayangan lebih unggul daripada seseorang yang membanggakan ilmunya yang terbatas namun di besar-besarkan. Meskipun aku mengatakan hal seperti ini sama saja dengan aku menjelekkan negeriku sendiri, tapi terkadang, kebenaran itu tetaplah kebenaran bukan?"

"Tentu. Meskipun kebenaran mungkin sedikit menyakitkan, namun tidak bisa diapa-apakan kalau itu sudah fakta." Circe mengaduk isi botol berisi ramuannya dan menuangkannya ke dalam pot kecil berisi tanah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun