Mohon tunggu...
Azka NaaziraWardhana
Azka NaaziraWardhana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

Hobi: menulis dan menggambar

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

The Library of Roses (1)

18 Oktober 2023   10:46 Diperbarui: 18 Oktober 2023   15:08 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Pangeran Lysander adalah penerus keluarga Mawar Putih. Semenjak peninggalan ayahnya karena berperang dengan keluarga Mawar Merah, Lysander telah ditunjuk sebagai penerus kekaisaran dan adiknya sebagai penjaga perpustakaan istana legendaris, "The Solar Sanctuary". 

Pangeran Lysander banyak dipuji-puji oleh masyarakat sekitar. Ketampanannya, kekayaannya, kecerdasannya, kebijaksanaannya, dan banyak lagi. Layaknya anggota keluarga Mawar Putih, Lysander bisa dianggap manusia yang sempurna. 

Namun, keberuntungan keluarga kekaisaran mulai mengikis. Dan itu semua bermulai disaat pangeran mendapat surat dari keluarga Mawar Merah. Surat antar keluarga yang pertama ia dapatkan setelah menjabat sebagai penerus. Surat tersebut tidak berisi tentang peperangan, namun berisi peringatan. 

Berdasarkan surat tersebut, negeri mereka akan dihapuskan oleh kabut hitam tebal. Kabut yang menghalangi oksigen untuk masuk dan memusnahkan manusia secara massal. Bahkan, kekuatan kabut tersebut dapat menghancurkan kedua perpustakaan legendaris kebanggaan mereka.

Untungnya, sebelum kedatangan kabut tersebut, ada beberapa tanda-tanda. Yang pertama, sumber makanan akan habis. Tidak secara serta-merta, namun secara perlahan. Hujan pun akan berhenti datang. Lalu datanglah kekeringan dan kemarau. Setelah beberapa tahun berselang, hujan pun turun kembali. Dan dengan kembalinya hujan, banjir melanda negeri dan kabut hitam akan menutupi atmosfer.

Tanpa berlama-lama, Lysander pun mengurung diri di perpustakaan istana. Tidak ada yang diperbolehkan masuk selain adiknya dan penasehat istana untuk berdiskusi cara mengatasi Doomsday yang terus mendekat. Satu persatu dari tanda-tanda tersebut mulai terwujud. Panen yang gagal berkali-kali membuat beberapa orang tidur kelaparan. Meski pangeran sudah menyediakan stok makan, makanan tersebut hanyut terkena banjir. 

Beberapa penasehat mengajukan permintaan untuk bekerja sama dengan keluarga Mawar Merah yang memberi mereka peringatan tersebut. Mungkin saja mereka punya rencana. Namun Lysander menolak. Ia telah diajarkan oleh ayah dan kakeknya untuk menjadi pangeran yang mandiri. Dia juga diajarkan untuk tidak, bahkan sekalipun, bekerja sama dengan keluarga Mawar Merah. Di pandangan ayahnya dan leluhurnya, "The Solar Sanctuary" sudah cukup sebagai bekal dan penyelamat kiamat sekalipun. 

Namun dengan Doomsday semakin mendekat, dan rakyatnya semakin menderita, sudah waktunya keluarga Mawar Putih mengesampingkan egonya dan bekerja sama dengan keluarga tetangga. Setelah puluhan diskusi kemudian, pangeran Lysander pun menandatangani surat permintaan untuk bertemu dengan kepala keluarga Mawar Merah.

"Menurut kakak, kepala keluarga Mawar Merah akan baik tidak? Mereka sudah membunuh ayah. Apakah kita benar-benar bisa mempercayai mereka?" Tanya pangeran Nathaniel, adik Lysander sekaligus penjaga perpustakaan istana.

"Mungkin. Aku sudah memikirkan segala hasil dan kemungkinan. Lagipula, kita harus melakukan apa yang kita bisa untuk menyelamatkan "The Solar Sanctuary" dan mensejahterakan rakyat kita. Meskipun itu berarti menurunkan harga diri kita." Jawab Lysander, matanya terpaku pada pintu gerbang.

"Tapi kak-"

"Yang mulia," sang penjaga gerbang menyela. "Maafkan saya tapi kepala keluarga Mawar Merah sudah datang."

"Bawa dia masuk." 

Betapa kagetnya Lysander dan Nathaniel setelah melihat bahwa kepala keluarga Mawar Merah adalah perempuan yang cantik jelita dan bukan lelaki gagah dan menyeramkan. Jauh dari ekspektasi mereka, perempuan tersebut memiliki kecantikan dan etika layaknya seorang putri dari keluarga kekaisaran. Sorot mata merahnya menghipnotis kedua pangeran hingga terdiam tak bisa berkata-kata. Meskipun keluarga Mawar Merah dianggap sebagai keluarga kaya namun terkutuk, wanita di depan mereka tidak terlihat terkutuk sama sekali.

"Permisi, maafkan keterlambatan saya." Wanita tersebut membungkuk. "Saya Circe, perwakilan keluarga Mawar Merah."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun