Dalam kasus lain, nama Setya Novanto juga beberapa kali diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap Revisi Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penambahan Biaya Arena Menembak PON Riau. Nama Setya Novanto juga disebut-sebut terlibat dalam kasus dugaan korupsi proyek pengadaan paket penerapan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) di Kementerian Dalam Negeri. Setya juga disebut mengutak-atik perencanaan dan anggaran proyek senilai Rp 5,9 triliun tersebut.
Selain nama-nama tersebut, nama Aziz Syamsuddin yang diperaya Ical di komisi hukum DPR RI juga kental dengan kasus korupsi dan Bambang Soesatyo yang menjabat sebagai sekretaris Partai Golkar juga pernah diperiksa oleh KPK dalam kasus Simulator SIM Mabes Polri 2011. Dua nama tersebut disebut dalam kesaksian Nazarudin. Selain pengakuan Nazaruddin, ada fakta persidangan berupa pengakuan Ketua Panitia Lelang Ajun Komisaris Besar Teddy Rusmawan yang mengungkap keterlibatan Bambang Soesatyo. Teddy Rusmawan diketahui menyebut sejumlah nama anggota DPR yang menurutnya diberikan dana oleh Kepala Korlantas Polri, Inspektur Jenderal Djoko Susilo.
Sebagai pejabat di Komisi III DPR RI, Aziz Syamsuddin memang sangat tidak tidak layak. Dalam kasus terbaru Aziz Syamsuddin terlibat dalam kasus tindak pidana menyuruh menempatkan keteragan palsu ke dalam akta autentik terkait alih saham sebuah perusahaan di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah. Aziz dilaporkan baru beberapa minggu lalu dan langsung ditindak lanjuti oleh Bareskrim. Kasus ini bahkan telah menyebabkan penolakan dari masyarakat Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah kepada Aziz Syamsudin saat datang ke PN Tamiang Layang Barito Timur Kalimantan Tengah.
Buruknya komitment Ical, dalam pemberantasan korupsi bukan saja dalam fikiran, tapi sudah menjadi tindakan selama menjadi tidakan nyata pada kebijakan Partai Golkar. Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan, Partai Golkar jangan menjadi sarang apalagi pelindung bagi para koruptor. Suara rakyat jangan sampai terdistorsi oleh para politisi korup yang terlanjur nyaman di bawah ketiak Ical.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H