Mohon tunggu...
Aziz Zulhakim
Aziz Zulhakim Mohon Tunggu... -

Pemimpi | Pencerita | Pencinta | Pemerhati https://azizzulhakim.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Teknologi Membantumu untuk Menjual Apapun

5 Desember 2018   10:50 Diperbarui: 5 Desember 2018   11:14 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Era dgital ditandai dengan menyatunya kondisi masyarakat dengan teknologi informasi yang mampu menempatkan keterbatasan ruang dan waktu. Sehingga masyarakat semakin dimanjakan oleh perkembangan teknologi yang begitu pesat, hingga tak dipungkiri pula dengan tumbuhnya kelas ekonomi baru yang mampu mengkapitalisasi kehidupan manusia. Hal ini dapat dilihat bagaimana cara kerja bisnis hari ini, dari yang skala kecil, menengah hingga kelas korporasi, berlomba-lomba dalam mengadopsi teknologi. Teknologi seolah-olah menjadi paling fundamental dalam inovasi bisnis hari ini, terlebih dengan munculnya e-commerce sebagai pemain baru yang memangsa pasar masyarakat modern.

Mungkin pengantar diatas, menjadikan alasan mengapa saya tertarik untuk menceritakan salah satu usaha rumah tangga, yang sebenarnya tidak memberikan keunikan tersendiri atas produk yang dipasarkannya. Hanyalah produk umum yang sering kita jumpai dimana saja, yaitu kerajinan bunga aklirik. Tapi bukan tanpa sebab kalau usaha yang dibangun oleh sepasang suami istri ini menjadi menarik untuk kita lihat perkembangannya, mengingat usaha ini didirikan di daerah yang jauh dari pengamatan orang banyak yaitu di Kota Bengkulu yang merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu. Lalu, mengapa daerah yang saya sebut ini menjadi tanda tanya besar? Mengingat beberapa waktu yang lalu, saya sempat tertegun dengan postingan salah seorang teman di linimasa facebook. Dia menuliskan curhatannya sebagai seorang pedagang online, kesal dengan ulah seorang calon pembeli yang keberatan dengan ongkos kirim, hanya gara-gara si teman ini berada di Provinsi Riau.

Sumber: Facebook
Sumber: Facebook
Betapa tidak bisa saya bayangkan, Provinsi Riau yang sebenarnya lebih dikenal saja masih terasa asing, apalagi dengan Bengkulu? Namun inilah tantangan sebenarnya, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas wilayahnya, barang tentu menyimpan sejuta masalah mengenai pemerataan.

Menjalankan Usaha dengan Kegembiraan

Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Dokumen Pribadi
Usaha kerajinan rumah tangga yang diberi nama "Nheny Flower", beralamatkan lengkap di Perumahan Purimas 1 blok I no 3, Kel. Bentiring, Kec. Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu. Usaha yang digeluti oleh Ichsan Haicing dan Neny Juniarti, sudah dimulai sejak pertengahan Juli 2017. Sang suami yang biasa disapa Haicing atau Bak Kevin merupakan Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Bengkulu, sedangkan istrinya merupakan ibu rumah tangga yang mengurusi tiga orang anak mereka. Usaha yang mereka geluti, tidak terpikirkan sebelumnya akan mendapatkan animo yang cukup baik, mengingat di salah satu market place (e-commerce), usaha mereka memiliki perfoma yang cukup baik, hal ini dilihat dari perfoma chat 78% dalam hitungan jam, artinya mereka memiliki tanggapan yang cukup postif, dengan adanya transaksi dari pembeli maupun calon pembeli.

Saya melihat mereka berdua sangat bahagia sekali dalam mengerjakan setiap pesanan yang hampir tiap malam harus dilembur, mengingat si suami di siang hari harus menjalankan aktivitas kantor. Kelihaian mereka dalam merakit bunga-bunga aklirik ini di dapat dari seorang teman, namun hari ini mereka sering diundang untuk memberikan pelatihan bagaimana cara membuat dan merangkai bunga aklirik, salah satunya adalah kelompok ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan Diskominfo dan Statistik Provinsi Bengkulu.  

Karya-karya mereka sudah dinikmati oleh orang-orang yang tersebar dari sabang hingga merauke, hal ini bukan karena besarnya anggaran promosi, atau kelihaian mereka sebagai merketing. Namun ini adalah buah dari pesatnya teknologi digital hari ini. Semua orang dapat dengan mudah menghubungkan dirinya dengan orang-orang yang berada jauh diluar sana, hanya denga memanfaatkan teknologi.

Baumol J. William  dkk menyatakan bahwa perekonomian hari ini tumbuh selayaknya kita membuat kue, dimana kita cukup mencari sebuah resep. Resep untuk membuat kue terdiri atas beberapa bahan dasar (gula, tepung, ragi dan seterusnya), tenaga kerja (diukur dalam menit atau jam), dan beberapa peralatan (alat penyampur dan alat pemanggang). Seperti halnya di dalam perekonomian terdapat banyak resep sesuai jenis-jenis barang dan jasa yang diproduksi. Namun pada intinya semua memerlukan tiga unsur yang sama, yaitu: bahan baku, tenaga kerja, dan mesin-mesin (disebut juga modal fisik). Tapi jauh dari semua itu, terdapat unsur keempat yang sangat memberikan pengaruhnya dalam pembuatan kue ataupun perekonomian, yaitu perubahan teknologi.

Saya sangat yakin, Haiching dan orang-orang di luar sana akan sangat terbantukan oleh perubahan teknologi hari ini. Seperti yang saya sebutkan diawal, produk Haicing dan istri hanyalah bunga aklirik biasa, namun dengan sentuhan kreativitas dan market place yang dimanfaatkannya, maka produk yang dihasilkan, dapat dikenal dan laris sampai ke pelosok negeri ini. Jadi usaha yang mengembirakan adalah usaha yang mampu terbangun dengan baik secara efektif dan efisien. Hal itu sudah dilakukan dengan baik oleh Haicing dan istrinya, dimana perkembangan usahanya hari ini tergantung dengan bijaknya dia dalam memanfaatkan kanal-kanal yang sudah tersedia, karena kompetisi hari ini adalah bermodalkan kepercayaan dan komitmen kepada pelanggan.

Pentingnya Mindset Kreatif Bagi Perkembangan Masa Depan Manusia

Daniel L. Pink (dalam bukunya The Whole New Mind) menyatakan bahwa di era kreativitas, apabila ingin maju, kita harus melengkapi kemampuan teknologi kita (high-tech) dengan hasrat untuk mencapai tingkat high concept dan high touch. Pertanyaannya, apa itu high concept maupun high touch? High concept adalah kemampuan mencipakan keindahan artistik dan emosional, mengenali pola-pola dan peluang, menciptakan narasi yang indah, serta menghasilkan temuan-temuan yang belum disadari orang lain. Adapun high touch adalah kemampuan berempati, memahami esensi interaksi manusia, dan menemukan makna.

Teknologi yang makin canggih ditambah kemampuan kreativitas yang mempuni merupakan gambaran dari pembangunan berkelanjutan yang menciptakan iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumberdaya terbarukan. Perkembangan era ekonomi hari ini adalah kompetisi yang tidak bisa hanya mengandalkan supermasi di bidang industri lagi, namun ekonomi baru adalah yang bertumpu pada kreativitas yang dimiliki SDM, serta mengintensifkan informasi dan kreativitas yang populer, sehingga ekonomi baru ini dikenal dengan ekonomi kreatif yang digerakkan oleh sektor industri, yang disebut pula dengan istilah industri kreatif.

e-commerce, Industri Kreatif dan Kesadaran JNE Sebagai Perusahaan Logistik dalam Menangkap Peluang

Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Dokumen Pribadi
e-commerce tumbuh sebagai bagian dari industri kreatif, hal ini disadari oleh masyarakat luas, dengan menempatkan e-commerce sebagai gaya hidup. Inti dari semua ini adalah platform e-commerce  dan teknologi dapat membuka kesempatan yang luas bagi para pengusaha di Indonesia, terutama pengusaha kecil dan terkhusus lagi ditingkat lokal, untuk mengembangkan usahanya agar lebih dikenal oleh masyarakat luas. Jadi sangatlah wajar apabila Haicing dan istrinya sukses memanfaatkan kanal yang tersedia untuk mengembangkan dan mempromosikan usahanya, karena pasar konsumen online adalah komunitas gaya hidup yang sedang meninggalkan cara-cara lama dalam berbelanja.    

Kita sangat sadar bahwa infrastruktur telekomunikasi, informasi, transportasi dan sistem perbankan  yang semakin canggih, sangat memungkinkan berkembangnya model-model baru dalam manajemen aliran material/ produk. Karena munculnya internet, memungkinkan terjadinya transaksi-transaksi elektronik, yang dikenal dengan e-commerce. Praktik e-commerce dapat dilakukan apabila informasi-informasi tersedia dan mudah diakses lewat internet, serta pembayaran secara aman dapat dilakukan dengan baik, dan ditambah pula dengan cepatnya pendistribusian barang apabila menggunakan jasa pihak ketiga.

Melalui siaran pers kominfo.go.id (09/02/2016), Head of Mass Media Relations JNE, Idham Azka mengakui bahwa pertumbuhan e-commerce dan industri kreatif membuka kesempatan bagi perusahaan logistik untuk turut memberikan kontribusi dalam proses pengiriman. Sehingga makin menjamurnya bisnis e-commerce di Indonesia, maka menjadikan peluang emas bagi JNE dalam usianya yang cukup matang saat ini. Masih dalam informasi yang sama, Idham Azka menjelaskan bahwa pelaku bisnis e-commerce sendiri mendominasi sebagai pelanggan dari perusahaan JNE tersebut, yaitu sekitar hampir 70% pelanggan berasal dari para pelaku bisnis jualan online, baik supplier maupun retailer.

Berdasarkan data angka yang dikutip dari swa.co.id (07/01/2018), mengenai prediksi di tahun 2020 bahwa  valuasi bisnis e-commerce di Indonesia bisa naik 10 kali lipat menjadi US$ 130 miliar. Menurut riset yang dilakukan iDEA dan Taylor Nelson Sofres, nilai bisnis e-commerce sebesar US$ 130 miliar tersebut meningkat 5,7 kali lipat dari perdagangan di 2016 yang baru sebesar US$ 22,6 miliar. Maka, jika 13% dari US$ 130 miliar nilai tersebut dipergunakan untuk belanja kebutuhan pengiriman ekspres, pos, dan logistik, market size industri e-commerce ini sebesar US$ 16,9 miliar atau Rp 219,7 triliun.    

Dari apa yang dijelaskan diatas, maka kita sepakat bahwa berkembangnya sektor e-commerce memberikan berkah tersendiri bagi peningkatan tumbuhnya industri logistik di Indonesia. Sehingga untuk mengkokohkan JNE sebagai industri logistik, maka melakukan inovasi menjadi faktor utama untuk mampu bertahan ditengah persaingan.

Penutup: Sebuah Alasan Konkrit Penulis

Saya menuliskan cerita usaha Haiching dan istrinya, dengan sadar mengatakan betapa pentingnya teknologi digital menjadi platform penting bagi UMKM untuk dapat eksis. Hadirnya teknologi digital yang menciptakan market place, membuat siapa saja bisa menjual produknya, bertransaksi serta terhubung tanpa batas ruang dan waktu. Namun itu semua, harus di dukung pula dengan kemampuan pendistribusian barang yang efektif dan efisien hingga sampai ditangan konsumen.

JNE sebagai perusahaan yang sudah memasuki usia ke-28 tahun, menjadikannya matang dalam membaca peluang industri ini, mengingat jauh sebelum di usianya saat ini, JNE sudah mengambil sikap dengan mengembangkan tiga fokus utama, yaitu permasalahan TI, infrastuktur dan jaringan, serta SDM, sehingga nantinya mampu membawa perusahaan JNE untuk beradaptasi secara baik dengan kondisi perubahan zaman.

Mengingat kita berada di era bumi datar, dimana konsep ini dikembangkan oleh Thomas L. Friedman (dalam bukunya The World is Flat, 2005) menggambarkan bagaimana orang-orang pada generasi baru, mampu membuat dunia menjadi sangat dekat. Dimana poin pentingnya adalah terciptanya kolaborasi melalui interaksi antar G2G (Government to Government), G2B (Government to Buisness), G2C (Government to Civil Society), B2B (Buisness to Buisness), B2C (Buisness to Civil Society) atau bahkan C2C (Civil Society to Civil Society).

Terakhir, usaha yang dijalankan oleh Haiching dan istri memberikan kita kesadaran bahwa hari ini tidak ada batasan ruang dan waktu, karena dengan teknologi, siapa pun memiliki peluang yang sama!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun