Mohon tunggu...
Muhammad Abdul Aziz
Muhammad Abdul Aziz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Wirausaha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berkuliah Tidak Menghalangi Semangat Ya'qub Berwirausaha

23 Juni 2022   20:30 Diperbarui: 23 Juni 2022   20:33 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah bisa berwirausaha sambil berkuliah?. Menjadi seorang mahasiswa tidaklah mudah karena tidak jauh dengan tugas,presentasi,praktikum dan masih banyak lagi.Apalagi di era yang serba digital ini,semua orang tidak dapat lepas dengan penggunaan media sosial yang mana sangat potensial untuk dijadikan sarana pemasaran sebuah produk.

Berkuliah tidak menghalangi cita-cita seseorang untuk dapat mengembangkan diri dan keinginannya menjadi wirausahawan yang sukses. Meskipun masih berstatus mahasiswa semester 4 Fakultas Agama Islam di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Ya’qub Abdurrauf atau yang biasa dipanggil Ya’qub ini memiliki keinginan untuk berbisnis tanaman hias.Bermodalkan kecintaan pada tanaman hias,pemuda yang bertempat tinggal di Kabupaten Wonogiri ini memutuskan untuk mencoba berjualan tanaman kaktus hasil budidaya sendiri di ruko depan rumahnya sejak bulan juli tahun 2021.Tak disangka,banyak orang yang tertarik membeli.Dalam perkembangannya,Ya’qub dapat menjual hampir seratus buah tanaman hias selama 8 bulan.selain berbisnis tanaman kaktus dan kuliah,ia juga mengikuti aktivitas keorganisasian di kampusnya juga aktif membantu mengajar TPA di kotanya.Bahkan ia berhasil terpilih sebagai perwakilan prodi untuk mengikuti lomba puisi tingkat nasional pada akhir 2021 lalu.

Anak ke tiga dari empat bersaudara ini mengaku memulai berjualan karena bosan terdampak kegiatan pembatasan aktivitas sosial di luar rumah akibat pandemi. Ya’qub melihat tanaman kaktus yang sedang ramai dicari orang di karenakan perawatannya yang gampang ,mudah untuk dibudidayakan,penampilannya yang cantik dan harganya yang terjangkau sehingga sangat cocok bagi semua kalangan. 

"Awalnya coba-coba buat jualan kaktus melihat tanaman hias lagi di cari banyak orang karena pandemi “cerita pria berambut ikal ini.

Jenis tanaman hias yang ia jual bermacam-macam, mulai dari tanaman kaktus Mini seperti Fairy Castle Cactus,Lady Finger Cactus,hawarthia attenuata, Opuntia microdasys atau kaktus telinga kelinci dan lain sebagainya, juga tanaman Sukulen seperti Burros tail atau tanaman ekor keledai,Hens-and-chicks dan lain sebagainya.Harganya bermacam-macam mulai dari harga Rp.13.000 untuk ukuran kecil hinggaRp.30.000 untuk ukuran sedang.

dokpri
dokpri

Selama menjalankan usahanya Ya’qub menjelaskan tidak ada usaha yang selamanya berjalan mulus pasti akan merdapati beberapa kendala. Kendala yang biasa dirasakan yaitu ketika musim hujan di sekitar  rumah menjadi lembab sehingga mejadi tempat hidup hewan pacet,yang mengakibatkan pacet akan memakan batang pada kaktus,juga serangan hama bekicot atau keong yang menyebabkan tunas-tunas pada kaktus menjadi rusak dan apabila terus dibiarkan kaktus bisa membusuk dan mati.Pada musim kemarau biasanya semut akan mencari tempat yang lebih dingin sehingga semut-semut akan membuat sarang dan memakan akar atau tunas muda pada kaktus sehingga rusak. Untuk pencegahannya Ya’qub biasanya membasmi pacet dan bekicot atau keong satu persatu dan melakukan pembersihan lingkungan sekitar, untuk semut biasanya Ya’qub akan menjemur kaktus tersebut di bawah terik matahari lalu melakukan pembersihan pada lingkungan sekitar.Meski begitu, semangatnya dalam berjualan dan membudidayakan kaktus tidak surut justru semakin bersemangat.

Pria kelahiran Pekanbaru ini mempromosikan produknya dengan menggunakan media sosial yakni Instagram dan WhatsApp.Melihat banyaknya pengguna media sosial khususnya pengguna Instagram dan WhatsApp membuatnya mencoba untuk mempromosikan dagangannya lewat media sosial. Ia yakin di era digital seperti ini akan semakin mudah untuk mempromosikannya.

“Coba posting lewat Instagram dan WhatsApp buat menjangkau pasar lebih luas lagi melihat hampir semua orang punya WhatsApp dan akun Instagram jadi nga ada salahnya mencoba jualan lewat situ.Alhamdulillah pembeli paling jauh datang dari kota Klaten”ujar pemilik akun Instagram @rumahkaktus43.

Ya’qub sendiri tidak asal memposting foto atau video di Instagram atau WhatsApp,akan tetapi perlu melalui proses editing foto atau video untuk dapat menarik para calon pembeli. Untuk alat edit Ya’qub hanya bermodalkan sebuah handphone . Sedangkan aplikasi yang biasa digunakan Ya’qub untuk mengedit foto adalah aplikasi  Lightroom. Penggunaan Lightroom terbilang mudah dan banyak fitur-fitur yang gratis sehingga cukup bermodalkan kreativitas saja.Sedangkan untuk mengedit video biasanya menggunakan aplikasi Capcut dan VN yang terbilang lebih praktis dan mudahkan dalam menggunakannya.

Cara mengemas kaktus untuk jarak dekat dan jarak berbeda, untuk mengemas kaktus jarak dekat  seperti pada umumnya Ya’qub biasa akan memasukan kaktus beseta pot kedalam plastik dan memberikan kepada pembeli, untuk mengemas jarak jauh maka Ya’qub akan mengeringkan akar kaktus terlebih dahulu  supaya tidak membusuk, lalu membungkusnya dengan tisu agar kaktus tidak akan rusak juga berguna menyerap sisa-sisa air pada akar kaktus ,kemudian membungkusnya lagi menggunakan koran yang berguna untuk melindungi si kaktus agar tetap aman apabila tertimpa atau bergesekan dan terakhir memasukannya ke dalam kardus.

 Kedepannya Ya’qub akan menjual tanaman kaktusnya melalui platform belanja online Shopee,”Insyaallah kedepannya akan tersedia juga di Shopee dengan tujuan untuk memperluas pasar dan mempermudah konsumen dalam membeli”,ucapnya .

Ia berharap jualan yang sedang ditekuninya ini dapat semakin dikenal banyak orang,semakin banyak pembeli dan juga bisa lulus kuliah tepat waktu, tutupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun