Di era globalisasi seperti saat ini, masa dimana semua serba dipermudah untuk menjangkau segala hal dan segala urusan, kita dapat mengetahui belahan dunia manapun tanpa pergi kesana. hanya bermodalkan jari telunjuk dan smartphone kita bisa menjamah dunia dengan satu jari saja, tak butuh biaya banyak untuk tahu seluk beluk negara lain, sehingga wawasan kita akan lebih luas dengan bermodalkan satu jari. belum lagi kita bisa mendapatkan barang atau beli sesuatu yang kita inginkan dengan online saja dan tidak usah harus kepanasan apa lagi kehujanan, segala bisa dijangkau dengan smartphone. belum lagi makanan yang dijual dipasaran juga serba instan, kita yang sebagai wanita tidak akan kesusahan dalam mengolah makanan, sehingga tidak ada wanita yang tidak bisa memasak, dan tidak perlu repot untuk menghaluskan bumbu.
Akibatnya, banyak wanita yang bisa memasak tapi tidak tau bahan dan bumbu yang akan dipakai dalam masaknnya, sungguh ironis keadaan seperti ini, dan sampai kapan....... belum lagi makanan yang serba pesan antar “delivery” yang hanya kirim pesan dan makanan siap untuk diantarkan. belum lagi masalah yang paling fatal adalah silaturrahmi yang terputus keberadaannya dengan adanya alat komunikasi yang serba bisa, khususnya dimanapun kita berada bisa meminta doa dari orang tua atau sodara hanya dengan bicara lewat alat komunikasi saja, tanpa harus datang untuk mengunjungi, dari segi keungan tidak harus keluarkan dana untuk biaya perjalanan, tapi esensi silaturrahmi yang hilang.
Serba instan atau segala sesuatu didapatkan dengan cara cepat dan mudah, bicara tentang hal ini, bagaimana dengan pendidikan, apa juga bisa dengan instan? dengan harapannya adalah bisa mengenyam pendidikan yang tinggi dan mendapat gelar yang diharapkan dengan cara instan pula. misalnya, dari tatap muka inginnya di gabung atau diranggkap jadi satu, yang mestinya 12 kali pertemuan menjadi 6 kali pertemuan, belum lagi masalah tugas tugas yang inginya diselesaikan dengan instan juga, dengan bantuan guru besar “Mbah google” yang hanya copas saja dan parahnya lebih enak jika tidak ada tugas,,,, inilah yang terjadi sekarang ini. inginnya instan instan dan instan. siapa yang salah dan siapa yang bisa disalahkan, gelar yang didapat serba instan dipastikan keilmuannya akan instan juga lenyapnya,,.
Bagaimana nasib negara ini, jika tenaga ahli gelar yang didapatkan dengan cara yang instan, maka kehancuran negara ini juga akan kita rasakan secara instan pula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H