Mohon tunggu...
Azizullah Kadir
Azizullah Kadir Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa peternakan umm

Selanjutnya

Tutup

Politik

Makan Siang dan Susu Gratis, Sejauh Mana Para Ahli Peternakan Dilibatkan

30 Juli 2024   03:02 Diperbarui: 30 Juli 2024   03:04 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peternakan merupakan bidang usaha yang membudidayakan hewan ternak untuk di konsumsi. Sumber daya pada bidang peternakan rasanya tidak akan ada habisnya bahkan bisa sangat menguntungkan jika dikelola dengan baik dan benar. Di Indonesia, peternakan merupakan salah satu sektor yang penting dalam industri pertanian dan pangan. Kebutuhan akan daging serta susu terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Maka dari itu semestinya negara harus lebih peduli kepada peternak lokal sehingga kebutuhan daging dan susu bisa terpenuhi serta mampu meningkatkan perekonomian. 

Nahkoda baru atau Presiden terpilih Prabowo beserta Wakil Presiden terpilih Gibran memiliki salah satu program unggulan yaitu Makan siang dan Susu gratis. Berdasarkan laporan "Outlook Susu" pada akhir tahun 2022 sampai 2026 tidak mengalami kenaikan (PUSDATIN, Kementrian Pertanian). Hal tersebut menandakan bahwa tingkat produksi susu dalam negeri masih sangat rendah padahal Indonesia adalah negara dengan Sumber daya Alam yang sangat melimpah.

Dengan adanya Program makan siang dan susu gratis seharusnya menjadi angin segar bagi peternak lokal, Mahasiswa Peternakan dan juga para lulusan sarjana peternakan. Program ini seharusnya menjadi peluang bagaimana meningkatkan produksi dalam negeri, karena pemerintah sampai saat ini masih terus mengimpor susu sampai 80% untuk memenuhi kebutuhan susu. Harapannya Pemerintah mulai memberdayakan para peternak lokal guna bisa menghasilkan Produk susu yang berkualitas. 

Kementerian Pertanian (Kementan) mulai mempersiapkan keperluan makan dan minum susu gratis untuk mewujudkan program pemerintahan selanjutnya Prabowo-Gibran.   Wakil Menteri Pertanian Sudaryono  menegaskan tidak akan impor susu, namun akan mendatangkan indukan sapi dan berikutnya akan diproduksi di dalam negeri. Kementan saat ini telah memiliki 5,4 juta Inseminasi yang siap dimasukan dalam 5,4 juta indukan, atau 5,4 juta sel telur siap dimasukan dalam indukan.   

Untuk itu Kementan akan mendatangkan 5 juta lebih sapi indukan untuk dikembangbiakkan di dua Balai Inseminasi pendukung yaitu Balai Inseminasi buatan Lembang dan BIB Malang (inews.id). Hal ini sebenarnya sangat baik karena mengurangi jumlah impor susu tetapi harapannya indukan sapi yang didatangkan mampu memberdayakan masyarakat sehingga mampu menghasilkan produk susu yang berkualitas serta dapat mencukupi kebutuhan susu. Berbicara tentang Inseminasi Buatan, berdasarkan peraturan menteri pertanian nomor 3 tahun 2011 dianggap merugikan para lulusan sarjana peternakan. 

Peraturan menteri pertanian tersebut meniadakan sarjana peternakan sebagai seorang yang berhak melakukan inseminasi buatan, Seorang Sarjana Peternakan di dalam Rancangan Pembelajaran di Perguruan Tinggi juga didukung dengan mata kuliah utama yang berhubungan dengan Ilmu Reproduksi Ternak, Fertilitas dan Sterilitas Ternak, Teknologi Bioreproduksi, Ilmu Pemuliaan Ternak dan Manajemen Perbibitan Ternak dan Perundang-undangan Perbibitan Nasional. Satu hal yang menjadi pertanyaan saya, apakah dengan adanya program ini akan memberikan ruang bagi para ahli atau lulusan sarjana peternakan atau hanya segelitir orang pemegang kekuasaan yang memonopoli program makan siang dan susu gratis. Pesan saya kepada seluruh Mahasiswa peternakan yang ada di Indonesia dan juga teman-teman ISMAPETI, marilah kita kawal bersama sehingga program ini tidak di manfaatkan sebagai proyek yang menguntungkan para penguasa yang rakus akan segalanya. 

Salam Cinta Dari Ujung Kandang !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun