Mohon tunggu...
Aziz Setya
Aziz Setya Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Komunikasi dan Pernyiaran Islam

Saya mahasiswa IAIN Ponorogo yang bertempat tinggal di Pacitan, Jawa Timur. Selain menulis artikel saya juga menulis cerpen atau novel | email: azizsetya5@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menguak Kekang Budak Uang

3 Agustus 2023   21:36 Diperbarui: 3 Agustus 2023   21:45 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
freepik.com/pikisuperstar

Puisi tema mencari nafkah ini merupakan kritik atas fenomena saat ini dikalangan masyarakat yang telah terpaku mencari kekayaan. Memang harta harus kita cari untuk memenuhi kebutuhan.

Namun tetap harus memikirkan kemampuan kita dalam mencari nafkah. Puisi tema mencari nafkah yang saya buat juga karena banyak motivator yang membuat kita terus memikirkan mencari harta.

Semoga puisi tema mencari nafkah ini bisa menghibur kalian.

Dalam keterikatan uang terasa beban

Menjadi budak, kehidupan merana

Tiap langkah dililit cemas dan resah

Dambaan harta, jiwa kian terpenjara

Di sepanjang jalan, matahari tenggelam

Dalam kegelapan, bayangan terasa

Menyusuri lorong gelap sendirian

Mencari cahaya, tetap terjaga

Namun, harta tak mengukur makna

Kekayaan palsu, tergadaikan nyawa

Sungguh tuk jadikan hidup berarti

Hilangkan angan, ikhlas melangkah

Ketika sukar mencari nafkah

Hati gundah, hilangnya kemanjaan

Namun ketahuilah, derita tak kekal

Hidup tak semata tentang harta

Hargai diri, jangan layu arah

Kuatkan semangat, hadapi badai

Takdir tak selalu tentang kekayaan

Sebuah arti, jauh lebih berharga

Meski uang kadang menjadikan beban

Jangan jadi budak, hadapi tantangan

Hidup adalah perjalanan panjang

Bukan sekadar kutipan harta semata

Tetap berjuang dalam keterbatasan

Belajar menghargai kehidupan

Sesungguhnya kekayaan sejati

Tak hanya materi, tapi nilai diri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun