Mohon tunggu...
Aziz Setya
Aziz Setya Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Komunikasi dan Pernyiaran Islam

Saya mahasiswa IAIN Ponorogo yang bertempat tinggal di Pacitan, Jawa Timur. Selain menulis artikel saya juga menulis cerpen atau novel | email: azizsetya5@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Susahnya Negara Asia Mengejar Cita-cita di Piala Dunia

30 November 2022   20:19 Diperbarui: 30 November 2022   20:31 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika melihat negara-negara Asia saat piala dunia seperti melihat timnas Indonesia yang berjuang hidup mati di piala Asia. Mereka bercita-cita untuk bisa bersaing dengan negara lain dan bisa merasakan atmosfer laga final piala dunia.

Namun itu hanya sekedar angan-angan karena negara-negara Asia terseok-seok di Piala Dunia melawan benua lainnya. Dalam ajang piala dunia, Korea Selatan merupakan tim Asia yang mampu masuk ke babak semi-final pada 2004.

Setelah itu, sulit rasanya negara Asia untuk menembus semi-final. Jepang dan Australia juga tidak mampu mengejar rekor Korea Selatan. Mereka selalu terhenti di babak 16 besar piala dunia pada edisi berikutnya.

Padahal sangat banyak penggemar sepak bola di Asia. Negara Timur Tengah bahkan mengucurkan triliunan rupiah mengembangkan sepak bola di sana untuk memenuhi ekspektasi penggemar. Jepang dan Korea Selatan juga tidak ingin ketinggalan, mereka mengirimkan pemain untuk berkompetisi di Eropa.

Mengukir prestasi di sepak bola bukan sekedar membangun fasilitas semata namun program jangka panjang sangat diperlukan.

Negara Asia terbilang kacau menyusun program jangka panjang bahkan kekacauan ini memang berasal dari federasi sepak bola di negara tersebut. Ketidakseriusan federasi mengurus kompetisi masalah yang harus ditangani.

Misalnya Indonesia yang selalu gaduh federasinya mengurus bola. Fokus mengurus bola terganggu dengan kepentingan politik, bisnis dan konflik internal. Lantas bagaimana bisa mengurus bola jika federasi teralihkan dengan cara seperti ini?

Nggak hanya Indonesia bahkan hampir semua negara Asia memiliki federasi yang kacau. Hanya Jepang memiliki program jangka panjang yang bagus dan diikuti beberapa negara yang langganan piala dunia.

Federasi sepak bola Jepang mampu menciptakan program jangka panjang yang bagus karena setiap elemen saling bekerja sama dan memiliki tujuan jelas. 

Layaknya sebuah tim, federasi harus bekerja sama dengan klub, sponsor, supporter, dan pemerintah untuk menyusun program jangka panjang sehingga bisa mendapat hasil yang memuaskan.

Berhasilnya sebuah program juga bukan karena ketua tapi seluruh elemen tersebut. Titik berhasilnya yakni timnas bisa menembus ajang bergengsi seperti Piala Asia dan Piala Dunia dengan konsisten tanpa absen. Walaupun langkah Jepang dan yang lainnya terbilang terlambat dibandingkan Eropa, Amerika Latin, bahkan Afrika.

Lihatlah Piala Dunia 2022, tuan rumah Qatar tidak bisa mengantongi poin di Grup A. Nasib buruk juga dialami Korea Selatan, mereka berada diujung tanduk setelah meraih 1 poin melawan Uruguay dan gagal mengatasi Ghana. Apalagi di pertandingan terakhir babak grup harus menghadapi Cristiano Ronaldo yang berhasil membawa Portugal tak terkalahkan.

Tiga perwakilan Asia yakni Jepang, Australia, dan Arab Saudi masih memiliki peluang lolos ke babak gugur setelah Iran dipastikan gagal lolos setelah kalah melawan Amerika Serikat. Sayangnya peluang itu juga terlalu sulit untuk dicapai.

Jepang memang berada di posisi runner up Grup E, namun posisi itu belum aman karena sama-sama memiliki 3 poin dengan Kosta Rika. Di Pertandingan terakhir babak grup, Jepang bersua Spanyol dan harus menang lantaran menahan imbang Spanyol belum cukup.

Jerman tentu akan mengejar kemenangan melawan Kosta Rika dan ini akan merebut posisi Jepang jika kalah melawan Spanyol atau imbang. Syarat Jerman bisa lolos ke babak gugur harus menang minimal 2 gol tanpa kebobolan.

Jepang makin terjepit karena tidak memiliki selisih gol dan Jerman memiliki selisih gol -1. Tentu peluang Jerman lebih tinggi untuk menggeser Jepang dan lolos ke 16 besar.

Australia juga menghadapi posisi yang sama dengan Jepang. Mereka harus merebutkan tiket 16 besar melawan Denmark. Namun Australia bisa sedikit bernafas lega karena memiliki 3 poin dan cukup menahan imbang Denmark yang memiliki 1 poin sudah bisa lolos ke fase gugur. Asalkan Prancis masih bisa melawan kutukan Piala Dunia saat tanding lawan Tunisia.

Arab Saudi yang secara mengejutkan menang melawan Argentina juga belum cukup untuk membantu lolos ke 16 besar. Posisinya turun ke 3 kelasemen Grup C setelah kebobolan 2 gol saat berjumpa Polandia.

Laga terakhir Grup C, Arab Saudi harus bisa mengatasi Meksiko untuk bisa lolos. Tentu Arab Saudi harus berjuang keras dan berharap ada keajaiban agar bisa menundukkan Meksiko.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun