LGBT menjadi isu panas saat ajang Piala Dunia FIFA 2022 Qatar. Beberapa negara Eropa menentang langkah FIFA dan Qatar melarang promosi LGBT saat ajang berlangsung. Bahkan Jerman sempat melakukan aksi tutup mulut sebagai protes karena larangan itu.
Negara Eropa memang sangat mendukung LGBT sebagai bentuk kebebasan. Dukungan tersebut mendapat perlawanan keras dari beberapa negara di Asia khususnya Timur Tengah. Hukuman bagi yang melanggar tidak main-main, bisa sampai hukuman mati.
Perbedaan membuat Timur Tengah sering dicap sebagai negara yang melanggar HAM oleh Barat. Padahal penolakan LGBT berdasarkan perbedaan kebudayaan antara Timur Tengah dan Eropa.
Kita tahu bahwa Eropa disebut sebagai negara Barat dan berkebudayaan Barat yang terkenal dengan kebebasannya. Sedangkan Timur Tengah atau sebagian besar benua Asia termasuk negara Timur yang memiliki kebudayaan berdasarkan tradisi dan agama.
Daerah-daerah yang kebudayaannya beragam seperti Bosnia dan Herzegovina; warganya dapat menyatakan dirinya sebagai bagian dari Timur atau Barat sesuai latar etnis atau agamanya. Termasuk Rusia yang berada di Eropa menyebut dirinya sebagai negara Timur bukan Barat.
Awal LGBT didukung Barat dan ditentang Timur
Perbedaan budaya yang menyebabkan reaksi berbeda antara Barat dan Timur soal LGBT. Awal pengakuan LGBT memang dari negara Barat yang mengusung ideologi Sekularisme-Kapitalisme, memisahkan agama dari kehidupan. Disebabkan masa lalu di Eropa yang kelam karena penindasan atas nama agama oleh para raja maupun pastur dan petinggi agama mereka.
Setelah perang dunia ke 2 sejumlah kelompok yang menuntut hak bagi homoseksual muncul atau dihidupkan kembali setelah sempat dilarang di seluruh dunia Barat, di Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, negara-negara Skandinavia dan Amerika Serikat.
Sebutan LGBT baru resmi dikenal pada tahun 1960-an yang sebelumnya bernama "sodomites" dan "homosex". Baru resmi mendapat pengakuan Amerika pada tahun 1988 dan tahun 1990 negara Benua Eropa mengikuti langkah Amerika.
LGBT di Barat mendapat dukungan penuh karena menganggap orientasi seksual sesama jenis termasuk hak yang didapat sejak manusia lahir. Sesuai dengan ideologi mereka tentang kebebasan berpendapat maka LGBT merupakan kebebasan untuk mengekspresikan orientasi seksual mereka yang dijamin HAM.