Mohon tunggu...
Aziz Nurson
Aziz Nurson Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ambisi Dominasi Cinta

8 April 2017   18:50 Diperbarui: 8 April 2017   18:58 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul                     : Impian Pamanku

Judul Asli             : My Uncle’s Dream

Penulis                 : Fyodor Dostoevsky

Penerjemah       : Sigit Djatmiko & Pitoresmi Pujiningsih

Penerbit              : Octopus Publishing House, Yogyakarta

Cetakan               : kesatu,2016

Tebal                     : x + 284 halaman

ISBN                      : 978-602-72743-38

Peresensi            : Aziz Nurson

“Tirani adalah sifat yang menciptakan hasrat yang tak pernah terpuaskan”

(Dostoevsky)

Impian Pamanku adalah satu novel dari Fyodor Dostoevsky, salah seorang sastrawan sekaligus filsuf berkebangsaan Rusia. Penulis dari abad ke-19 ini dikenal dengan kedalaman psikologi dalam karyanya yang juga penuh dengan sarkasme dan nuansa kebebasan. Begitu pula dengan novelnya yang satu ini—Impian Pamanku.

Novel ini bercerita tentang seorang wanita bernama Marya Moskaleva yang sangat ambisius dalam mencapai ketinggian status sosial. Untuk mewujudkannya, ia dapat menghalalkan segala cara. Seperti Ki Juru Martani yang menghasut Panembahan Senopati untuk  mengorbankan putrinya yang bernama Pambayun. Pambayun dijadikan sebagai tumbal sebagai pemikat hati Ki Ageng Mangir, sehingga Wanabaya jatuh dalam kekuasaan Mataram. Lain Ki Juru Martani, lain pula Marya. Ia korbankan sendiri anaknya—Zena.

Zena dulunya berkasih dengan seorang guru, tapi ibunya tak merestui. Bagi Marya, seorang guru dengan gaji rendah tak mampu menjamin kebahagiaan.  Zena sedih hatinya dan sang guru jatuh sakit hingga memperoleh ajalnya. Ibunya ingin menjodohkannya dengan Coun K. Bangsawan tua baru. Ia pikun, pesolek, suka hura-hura. Ia cadel dan pincang, tapi dengan kedua kelemahan itu ia dapa mengubahnya menjadi seuatu yang menarik. Dengan menikahnya Zena dan Count K, derajat mereka akan naik. Terlebih lagi Coun K tua dan sakit-sakitan, ia tak akan hidup lama. Kekayaanya akan jatuh ke tangan Zena. Setelah itu Zena akan kawin dengan lelaki darikalangan ningrat. Sungguh pemikiran yang picik!

Selain picik dan ambisius, Marya juga seorang wanita sosialita yang tanguh, suka mendominasi, tegas, serta banyak bicara. Tidak ada yang mampu menggalahkan Marya dalam mencibir dan gosip. Ada yang mendominasi, ada yang didominasi. Yang lemah yang teerdominasi. Yang lemah disini adalah lelaki. Diantara lelai itu adalah sang guru, Pavek Alexandovich, dan Afanasy Matveich. Suaminy—Matveich—selalu Marya yang mengendalikan. Ketika ia lengser dari pemerintahan, Marya mengusirnya ke desa.

Tinta Emas Gurita

Salah satu yang menyenangkan dari buku-buku terbitan Octopus adalah karya-karya bermutu tinggi. Dan disitu tak ada tempelan logo best sellerrdan deretan cuplikan komentar positif dari kritikus, tokoh, ataupun majalah ternama yang seringkali mengganggu tampilan. Hal-hal semcam itu tak perlu, karena terbitan-terbitannya jelas bermutu tinggi.  “Kebanyakan buku untuk menghibur pikiran pembacanya, maka pilihlah buku yang tidak diragukan kualitasnya,” entah siapa yang pernah mengatakan itu dulu.

Dalam novel kali ini, Dostoevsky sangat lihai memparkan kondisi sosial Rusia saat itu. Sayangnya terjemahan novel ini tidak terdapat keterangan atas beberapa istilah atau mungkin idiom.Sehingga, pembaca tak dapat mengerti arti dari ungkapan tersebut. Diantara ungkapan itu adalah comme it faut, ma charmante etfant, ce pauvre prince,dan beberapa lainnya. Mungkin ingin mempertahankan citarasa Rusianya, tapi timbul kergauan terhadap seberapa penerjemah menguasai novel ini.

Kendati begitu, Octopus adalah penerbit serupa gurita yang menyimpan karya hebat didalamnya. Gurita itu kemudian memuncratkan tinta emasnya. Kemegahan itu akan mewarnai hari-hari anda melalui karya terbitannya.

Sarkasme

Ejekan dan cibiran tak luput dari naskah Dostoevsky. Hal inilah yang kemudian dianut oleh pengikutnya baik Nietzsche maupun Albert Camus. Simaklah bagaimana dialog wanita yang mengriitik penampilan yang lain. Bahkan umpatan dan penggambaran sebagaimana binatang. Ada juga pernyataan seseorang seperti Immanuel Kant, seperti babi. Entah itu cibiran kepada Immanuel Kant, atau Imanuel Kant dan babi adalah dua pernyataan yang berbeda.

Semua itu sejalan dengan tokoh utama—Marya—yang seorang penggosip ulung. Dostoevsky sangat menjiwai ketika menuliskannya. Bahkan dalam imaji saya, Dostoevsky sebagai seorang wanita penggosip itu sendiri. Betapa lucu ketika membandingkan dengan tampangnya yang sangar itu.

Dostoevsky juga menitip pesan atau kritik melalui percakapan kepada pembaca Shakespeare, atau mungkin juga penggila drama dan sinetron. “Oh, dasar anak muda ! inilah akibatnya jika kau terlalu lama tenggelam dalam buku-buku shakespeare, membenamkan diri dalam mimpi –mimi, membayangkan seakan-akan dirimu hidp dalam kenyataan padahal sebenarnya kau hanya mnyuapi pikiranmu dengan pikiran-pikiran orang lain dan menganggapnya sebagai hasil pikiranmu sendiri!” Begitulah katanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun