Mohon tunggu...
azizmusthafa
azizmusthafa Mohon Tunggu... Dosen - guru

menikmati pemandangan

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Analisis Sentimen Sosial Media Terhadap Kasus Kebijakan dengan Teknik Teks Mining

27 Januari 2025   10:00 Diperbarui: 27 Januari 2025   05:24 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Data dikumpulkan dari media sosial X menggunakan kata kunci “tapera lang:id” dalam rentang waktu 21 Juni hingga 23 Juli 2024, menghasilkan 5.011 data mentah yang kemudian disaring menjadi 2.936 data akhir. Data ini kemudian diproses dengan teknik pemrosesan teks untuk memastikan relevansi dan keakuratan analisis.

Pemodelan dan Evaluasi

Pada tahap pemodelan, data dibagi menjadi 80% untuk pelatihan dan 20% untuk pengujian. Model yang digunakan adalah SVM dan Random Forest, yang kemudian dievaluasi dengan Confusion Matrix untuk mengukur akurasi, presisi, recall, dan skor F1. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa:

  • SVM mencapai akurasi 88%, presisi 89%, recall 88%, dan skor F1 88%.

  • Random Forest mencapai akurasi 86%, presisi 88%, recall 86%, dan skor F1 86%. Hasil ini menunjukkan bahwa model SVM memiliki performa yang sedikit lebih baik dibandingkan Random Forest dalam analisis sentimen program TAPERA.

Hasil dan Pembahasan

Hasil analisis sentimen menunjukkan bahwa sentimen negatif mendominasi opini masyarakat terhadap program TAPERA. Hal ini terlihat dari visualisasi data berupa grafik distribusi sentimen dan wordcloud. Kata-kata yang paling sering muncul dalam diskusi terkait TAPERA mencakup "potong", "rakyat", "asuransi", dan "pajak", yang mencerminkan kekhawatiran publik terhadap program ini.

Wordcloud analisis sentimen program Tapera
Wordcloud analisis sentimen program Tapera

Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan Machine Learning dengan algoritma SVM dan Random Forest dapat digunakan untuk menganalisis sentimen masyarakat terhadap program TAPERA. Model SVM terbukti lebih unggul dalam mengklasifikasikan sentimen dibandingkan Random Forest. Temuan ini dapat digunakan oleh pemerintah sebagai bahan evaluasi kebijakan dan strategi komunikasi yang lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman serta penerimaan masyarakat terhadap program TAPERA. Studi lanjutan direkomendasikan untuk mengevaluasi sentimen masyarakat setelah implementasi program ini dalam beberapa tahun ke depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun