Mohon tunggu...
aziz muafa
aziz muafa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis yang menulis apa yang dia suka bukan yang orang lain suka, camkan itu hiya:)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Aku, Kamu, dan Mamang-Mamang Ojol

21 Februari 2023   07:45 Diperbarui: 21 Februari 2023   07:54 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: beautynesia.id

Ojol atau biasa kita sebut ojek online. Siapa sih warga indonesia sekarang yang tidak memakai layanan ojek online saat ini. Motor baru di service  atau males ngendarain motor dikit panggil layanan ojol, perut laper tapi cuacanya lagi hujan mager keluar rumah pinginnya sambil rebahan tau-tau makanannya dateng panggil layanan ojol, sama halnya, lagi hujan deres ada barang yang harus buru-buru dianter tapi mager ngeluarin jas hujan sama bawa motornya panggil layanan ojol. 

Di era digital yang semakin berkembang ini disetiap tahunnya segala permasalahan dan juga tantangan yang terjadi dalam sosial dapat dengan mudah diselesaikan hanya dengan mengklik beberapa fitur dalam aplikasi yang memang sengaja dimudahkan untuk kita.

Dilansir dari linovhr.com yaitu Society 5.0 adalah salah satu hasil dari perkembangan zaman yang terjadi saat ini, Era ini sendiri merupakan perkembangan yang terjadi didalam bidang teknologi. 

Seperti layanan ojek online tadi, ojek sendiri mengalami dampak dari perubahan perkembangan teknologi dari yang awalanya ketika kita butuh jasa mamang-mamang ojek  maka kita harus langsung datang ke tempat dia menongkrong atau biasa kita dengar dengan sebutan pangkalan ojek, tetapi dengan adanya perkembangan teknologi itu tadi, kita jadi lebih dipermudah untuk memanggil ataupun memesan layanan ojek dari mana saja hanya lewat aplikasi.

sumber foto: pers mahasiswa natural.com
sumber foto: pers mahasiswa natural.com

Dilansir dari detik.com, layanan jasa ojek online (ojol) ini diprakarsai pertama kali oleh Go-Jek yang didirikan oleh salah satu menteri kita yakni menteri pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi indonesia, Bapak Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. Layanan yang didirikan oleh bapak nadiem ini merupakan tonggak awal sebelum bermunculan para pesaing-pesaing layanan jasa lainnya.

Go-jek juga merupakan aplikasi yang dapat diakses dengan mudah oleh siapapun dan dimanapun hanya dengan smartphone atau gadget, dengan penawaran harga jasa yang lumayan worth it bagi kaum proleter/ pekerja bahkan untuk seorang pelajar sekalipun. 

Seiring berjalannya waktu, banyak kompetitor yang turut serta menciptakan aplikasi serupa. Mungkin saja para investor merasa bahwa layanan jasa seperti ini memiliki prospek bisnis jangka panjang yang signifikan, Dan yaa betul, aplikasi layanan transportasi online seperti ini menjadi banyak diminati oleh warga Indonesia.

Terhitung sudah kurang lebih dari 15 E-commerce yang serupa menawarkan layanan jasa seperti demikian, yakni ada Go-JEK, Grab, Maxim, In Driver, Anterin, Asia Trans, Oke Jek, Linkaran, Nujek, Shejek, M-Ojek, Jogjakita, Draiv, Kuririo, dan Walan. Tetapi dari 15 aplikasi tersebut juga tak semuanya bisa bertahan lama dan mau tak mau harus gulung tikar terlebih dahulu

Dikutip dari cnbcIndonesia.com bahwasannya banyak perusahaan sejenis yang lain terpaksa harus gulung tikar alias bangkrut. Ketua Umum Asosiasi Driver Online (ADO) Christiansen Wagey mengatakan sejak beberapa tahun terakhir, ada lebih dari 10 ojek online dan taksi online gulung tikar. Menurutnya, ketidakmampuan mereka untuk menguasai pasar menjadi penyebab mereka gulung tikar.

sumber foto: teknokompas.com
sumber foto: teknokompas.com

Waktu ke waktu berjalan begitu cepat, layanan dari aplikasi yang awalnya hanya menyediakan jasa antar jemput baik menggunakan motor ataupun mobil, kini mereka mulai mengadakan sebuah inovasi yang semakin bervariasi. 

Mulai dari penyedia jasa antar jemput makanan, belanjaan yang sudah dipesan di mall ataupun warung yang diminta customer, mengantarkan barang apapun semisal baju, bunga, dari titik kita berada ke titik yang kita mau, bahkan sampai ada layanan untuk mengantarkan pindahan rumah atau barang-barang yang lumayan besar dalam aplikasi tersebut, seperti Go-box, fitur yang dimiliki oleh Go-jek. 

Fenomena adanya ojek online memang menbuat semua hal menjadi efisien, mulai dari waktu, tenaga, biaya, keamanan dalam bertransaksi, bahkan dampak yang sangat berpengaruh kepada banyak orang adalah membuka lapaangan kerja yang sangat luas Tapi apakah hal tersebut tidak menimbulkan hal negatif? Pasti ada, disini kita diuji seberapa ketergantungan kita akan adanya aplikasi yang mampu memanjakan/membuat kita melakukan semua hal tanpa harus memberikan effort yang lebih.

Namun perubahan dari teknologi ini lah yang seharusnya patut kita kaji, semua hal yang terjadi pasti memiliki hal positif ataupun justru menimbulkan hal negatif, tergantung bagaimana kita dalam menyikapi semua hal itu. Kita memang menggunakan alat-alat canggih tersebut untuk mempermudah kita dalam menyelesaikan tantangan bahkan masalah sosial, tetapi jangan malah sebaliknya, alat-alat tersebutlah yang memperalat kita balik sehingga membuat kita terlena.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun