Apa itu stunting? Stunting adalah penyakit atau gangguan yang menyerang pertumbuhan pada anak dibawah lima tahun (balita) akibat dari kekurangan asupan gizi atau nutrisi dalam kurun waktu yang cukup lama. Kekurangan gizi kronis atau yang disebut dengan stunting itu merupakan penyakit yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak pada periode awal anak. Hal yang dapat menyebabkan anak terkena stunting adalah karena faktor makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan kondisi anak. Stunting terjadi pada balita sekitar usia 1-3 tahun. Salah satu dampak yang dapat dilihat dari adanya stunting adalah berat serta tinggi balita dibawah rata-rata anak pada usiannya. Stunting juga dapat menyebabkan sang anak gampang terserang penyakit, punya ukuran tubuh yang lebih kecil pada usia dewasa, serta yang paling mengerikan dapat menyebabkan kematian pada usia dini.
Dari sumber kementrian kesehatan angka stunting di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 30,8%. Yang memang berarti 1 dari 3 balita mengalami stunting. Menurut WHO suatu wilayah dikatakan mengalami masalah gizi bila prevalensi stunting lebih dari 20%, sehingga Indonesia dikatakan mengalami stunting yang cukup parah.
Pada tahun 2019, surrvei membuktikan bahwa ada 30 persen balita Indonesia mengalami stunting. Kondisi ini tentunya ada faktor penyebabnya. Mulai dari aspek pendidikan sampai ekonomi. Selain itu penyebab stunting itu adalah status gizi buruk pada ibu hamil dan bayi merupakan faktor utama yang menyebabkan anak balita mengalami stunting. Ada beberapa penyebab gizi buruk pada ibu hamil dan bayi yang masih sering ditemui (Nareza, 2020) yaitu:
- Pengetahuan ibu yang kurang memadai
Sejak dalam kandungan, bayi membutuhkan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan serta perkembangannya. Untuk itu sang ibu harus memiliki nutrisi yang baik, jika tidak nutrisi yang didapatkan si bayi tidak akan baik. Seribu hari pertama setelah lahir pun, merupakan waktu yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan si bayi. Bayi juga membutuhkan asi eksklusif selama enam bulan. Dan untuk itu sang ibu harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai gizi anak.
- Infeksi berulang atau kronis
Tubuh sangat memerlukan asupan energi dari makanan. Jika anak memiliki penyakit infeksi berulang yang dialami dari bayi, yang menyebabkan sang anak memerlukan energi yang lebih untuk melawan penyakit tersebut dan tida terpenuhi energinya maka anak akan mengalami kekurangan gizi yang akhirnya menyebabkan stunting. Terjadi infeksi sangatlah berkaitan dengan pengetahuan si ibu, bagaimana cara menyiapkan atau menyediakan makanan untuk anak dan sanitasi di tempat tinggal.
- Sanitasi yang buruk
Sulitnya untuk mendapatkan air bersih dan sanitasi yang baik akan menyebabkan anak mengidap stunting. Penggunaan air sumur yang tidak bersih untuk digunakan masak dan minum serta ketersediaan kakus yang sedikit menyebabkan terjadinya infeksi. Kedua hal tersebut menyebabkan resiko anak menderita diare dan infeksi cacing usus akan tinggi.
- Terbatasnya layanan kesehatan
Masih banyak daerah di Indonesia yang tertinggal dalam hal layanan kesehatan. Selain tentunya memberikan sebuah perawatan kepada sang anak dan ibu hamil yang sakit, tenaga kesehatan dibutuhkan untuk memberi suatu pengetahuan mengenai gizi untuk ibu hamil dan anak di masa awal kehidupannya.
Stunting pada anak dapat mempengaruhi kehidupanya dari kecil hingga dewasa. Stunting dapat mengganggu perkembangan otak sang anak, metabolism tubuh anak, dan pertumbuhan fisik. Proporsi tubuh anak stunting mungkin terlihat norman, tapi kenyataanya adalah lebih pendek dari anak-anak seusianya. Dampak dari stunting yang dapat mempengaruhi kehidupan anak adalah:
- Mempengaruhi kecerdasan anak dibawah rata-rata yang membuat prestasi belajarnya tidak maksimal
- Sistem imunitas anak tidak baik, sehingga anak gampang terkena penyakit
- Ternyata stunting dapat menyebabkan resiko lebih tinggi menderita penyakit diabetes, jantung, stroke, dan kanker
Sosiologi melihat masalah mengenai stunting ini adalah berdasarkan pengetahuan, sikap dan tindakan sosial masyarakat. Pengetahuan, segala sesuatu yang diketahui merupakan hasil dari tahu dan mengendap dalam benak manusia yang merupakan campuran dari pengalaman, niat dan informasi. Sikap, kecenderungan seseorang untuk mengenal aspek-aspek tertentu pada lingkungan yang seringnya berdifat permanen dan sulit diubah. Tindakan sosial, perilaku yang dilakukan oleh individu.
Dapat diketahui bahwa pengetahuan masyarakat terhadap stunting masih kurang, tentunya banyak faktor yang mendorong adanya stunting mulai dari lingkungan yang kurang sehat bagi anak, makanan yang dikonsumsi tidak sehat, kesehatan yang tidak diperhatikan dan lain-lain. Sikap dan tindakan sosial masyarakat terhadap stunting juga masih rendah. Sikap para orangtua yang ragu untuk memeriksakan anaknya ke dokter menjadi salah satu faktor terjadinya stunting. Biasanya karena faktor ekonomi serta pendidikan keluarga mereka. Dan juga belum ada sebuah tindakan yang dapat mengatasi adanya stunting, misalnya dengan merubah lingkungan masyarakat menjadi lingkungan yang bersih dan bebas dari penyakit dan lain sebagainya.
Struktur keluarga dan lingkungan masyarakat dapat menjadi faktor yang mendukung terjadinya stunting. Ada peran institusi atau lembaga disana yang seharusnya hadir untuk mensosialisasikan pentingnya pencegahan stunting. Pendidikan dan ekonomi yang rendah di lingkungan keluarga dan masyarakat membuat pengetahuan, sikap dan tindakan sosial akan pencegahan stunting sangat rendah. Lembaga yang paling kecil di masyarakat yang dapat mencegah terjadinya stunting adalah posyandu.
Posyandu dapat berperan aktif untuk memberikan imunisasi bagi bayi, vitamin bagi ibunya, ataupun sosialisasi mengenai pencegahan stunting. Posyandu bisa saja bekerja sama dengan lembaga RT/RW ataupun PKK daerah setempat agar lebih mudah menjangkau masyarakat. Jika lembaga ini kurang aktif, maka akan menjadikan faktor pendukung adanya stunting.
Memang stunting merupakan hal yang sangat menghantui bagi tumbuh kembangnya anak. Situasi ini harus dicegah. Gizi yang bai dan tubuh yang sehat adalah kuncinya. Berikut adalah hal yang dapat mencegah stunting:
- Mengkonsumsi makanan yang memiliki nutrisi yang banyak yang dibutuhkan selama hamil dan menyusui
- Memberikan nutrisi untuk bayi, seperti contohnya memberikan asi eksklusif dan nutrisi penting lainnya
- Rutin memeriksa kehamilan serta pertumbuhan dan perkembangan anak setelah lahir
- Menerapkan pola hidup sehat dan bersih
Daftar Pustaka
Nareza, M. (2020, Januari 30). Alodokter. Retrieved Februari 10, 2020, from Pahami Penyebab Stunting dan Dampaknya pada Kehidupan Anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H