Globalisasi sudah menjadi kata yang tidak asing bagi kita semua, kata tersebut tertuju kepada bagaimana dunia berproses saat ini. Globalisasi sendiri memiliki berbagai pengertian, namun jika disederhanakan globalisasi memiliki arti hilangnya batas batas dunia. Jika dipaparkan lebih jelas lagi, globalisasi adalah suatu hal yang dapat menempatkan masyarakat dunia secara keseluruhan tanpa adanya batasan batasan satu sama lain didalamnya. Jadi, setiap hal baik itu informasi, politik, budaya dapat masuk ke semua lapisan masyarakat secara global.
Jika melihat sejarah, walaupun pembagian sistem kerja berdasarkan keahlian mulai di praktekan pada tahun 1785, perkembangan globalisasi dimulai ketika terjadinya revolusi industri akibat ditemukannya mesin uap dan mengubah secara keseluruhan sistem kerja yang sudah ada pada tahun 1845an dan dikenal dengan Era 1.0. Lalu dilanjutkan dilanjutkan Era 2.0 yang ditandai dengan ditemukannya tenaga listrik pada tahun 1900an, pada era ini industri manufaktur mulai berjalan. Dilanjutkan dengan Era 3.0 pada tahun 1950an dimana otomatisasi mulai dipraktekan dalam dunia kerja dengan ditemukannya teknologi seperti komputer dan internet. Dan pada tahun 1990 hingga saat ini Era 4.0 atau dikenal dengan era informasi sedang berjalan.
Jika dilihat dari data tersebut, dapat terlihat dengan jelas bahwasanya perkembangan setiap era baik itu 1.0 hingga 4.0 terus mengalami peningkatan. Dari penemuan sistem kerja ke era 1.0 berkisar 60 tahun, lalu era 1.0 ke 2.0 berkisar 55 tahun, 2.0 ke 3.0 berkisar 50 tahun, lalu 3.0 hingga 4.0 berkisar 40 tahun. Jika disimpulkan dari data tersebut, kemajuan setiap era ke era mengalami penigkatan kecepatan perubahan. Tidak menutup kemungkinan di era sekarang bisa dikatakan sebagai era 5.0 atau era kecerdasan buatan dan hanya berkisar 30 tahun dengan era 4.0. Bukan menjadi hal yang tidak mungkin pada 20 tahun atau bahkan 10 tahun lagi era baru akibat globalisasi akan terjadi.
Tentunya dari pekembangan tiap era tersebut berdampak pula pada perubahan peradaban yang terjadi pada masyarakat. Dari yang awalnya buruh kasar sangat membantu suatu industri, setelah ditemukannya mesin uap maka banyak buruh yang tergantikan demi meningkatkan faktor produksi. Dari awalnya sautu pesan dapat tersampaikan sekitar 1 bulan dengan adanya globalisasi dimanapun dan kapanpun kita dapat berpesan satu sama lain walaupun dengan jarak yang sangat jauh. Dari awalnya seseorang mendapatkan informasi lewat buku bacaan, dengan adanya globalisasi informasi yang masuk melalui internet tidak terbatas. Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah globalisasi ini merupakan malaikat yang memberikan fitrah atau iblis yang malah membawa petaka.
Dampak yang diberikan globalisasi dapat dirasakan oleh tiap individu atau bahkan dalam skala negara juga dapat merasakan dampak dari globalisasi yang terjadi. Perkembangan teknologi contohnya dengan mudahnya sistem informasi pada saat ini, setiap masyarakat ataupun negara dapat mendapatkan informasi tentang negara lain dengan mudah. Hal tersebut dapat membantu baik itu individu untuk menambah wawasan ataupun negara dalam menentukan kebijakan. Di lain sisi globalisasi juga dapat berdampak sebaliknya, malah membawa masalah bagi suatu individu ataupun negara dalam skala yang besar. Lewar informasi yang mudah dan tersebar secara bebas, negara sulit memfilter mana informasi yang baik di konsumsi masyarakatnya dan mana informasi yang buruk bagi masyarkatnya. Hal tersebut tentunya akan berdampak pada kondisi sosial politik suatu negara.
Tidak berhenti pada informasi saja, globalisasi juga menyerang berbagai sektor seperti budaya. Lewat masuknya budaya lain ke suatu negara membuat keberagaman budaya terjadi, di lain sisi krisis budaya akan terjadi jika tidak disadari dengan cepat. Atau bahkan dalam perekonomian, lewat globalisasi persaingan antar pasar akan terjadi dan tanpa bantuan dari pemerintah, pasar lokal akan sulit bersaing dengan pasar pendatang. Semua hal tersebut tentunya tidak dapat terhindarkan, karena globalisasi ada bukan untuk dihindari tetapi harus terus di ikuti atau bahkan harus dikendalikan. Ada banyak orang atau negara yang berhasil akibat globalisasi seperti Black Pink dan Korea Selatan dan ada pula orang ataupun negara yang gagal hingga hancur lewat globalisasi seperti Hosni Mubarak dan Mesir. Yang menjadi persoalan adalah jika kita tidak bisa menghindar, mengapa kita tidak mengikuti arus globalisasi secara optimal.
Globalisasi yang terus berkembang dari era ke era dan memberikan dampak yang demikian rupa kepada setiap lapisan masyarakat di semua negara tentunya menjadi PR yang perlu diselesaikan bersama. Pemerintah sebagai nahkoda dalam sebuah kapal yang dinamakan negara haruslah menetapkan suatu kebijakan agar setiap masyarakatnya dapat bersaing atau bahkan mengatur jalannya globalisasi. Seperti dalam bidang informasi, pemerintah harus dapat secara maksimal memberikan filter informasi yang masuk ke negaranya, agar masyarakat tidak termakan berita hoax. Dalam perekonomian pula, dengan adanya globalisasi tentunya persaingan pasar terjadi lebih besar. Demi menjaga ataupun membantu para pemilik usaha agar dapat bersaing secara penuh, pemerintah memegang peranan penuh untuk membuat kebijakan yang sedemikian rupa demi membantu masyarakat nya bersaing di era globalisasi. Jadi, apakah globalisasi merupakan malaikat ataupun iblis tergantung bagaimana masyarakat dan juga negara dapat bekerja sama memanfaatkan arus globalisasi yang datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H