Indonesia dalam mengatur nilai tukar mata uang nya menggunakan sistem kurs mengambang ( Floating Exchange Rate). Sistem kurs mengambang sendiri merupakan sistem kurs yang mengatur nilai tukar mata uang yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar valuta asing (valas).Â
Berbeda dengan sistem kurs tetap, sistem kurs mengambang dalam mengatur nilai tukar mata uangnya tidak ditetapkan oleh bank sentral ataupun pemerintah, melainkan akan berubah tergantung kekuatan yang terjadi di pasar valas.
Dalam sejarahnya sendiri, Indonesia baru menggunakan sistem kurs mengambang pada saat Era Reformasi. Sebelumnya selama Era Kolonial Belanda sampai Orde Baru, Indonesia menggunakan sistem kurs tetap. Sistem kurs tetap sendiri merupakan, suatu sistem yang mengatur nilai mata uang lewat penetapan dari otoritas moneter negara yaitu bank sentral dengan mematok nilai tukar mata uang negara tertentu seperti Dollar AS ataupun Euro.
Selain perbedaan kedua sistem kurs dari siapa yang mengatur nilai mata uang suatu negara. Perbedaan lain dari kedua sistem kurs tersebut dapat dilihat dari masing masing kelebihan yang dimiliki kedua sistem tersebut.Â
Kelebihan dari sistem kurs tetap yang pernah digunakan oleh Indonesia dalam kurun waktu yang sangat lama adalah memberikan stabilitas nilai tukar dan kepastian bagi bisnis internasional. Sedangkan sistem kurs mengambang memiliki kelebihan dalam hal fleksibilitas yang lebih besar dalam menghadapi perubahan pasar internasional yang fluktuatif.
Jika dipaparkan lebih jelas maka kelebihan dari sistem kurs tetap adalah Stabilitas yang dimilikinya. Lewat stabilitas dari sistem kurs tetap ini berdampak terhadap meningkatnya stimulus investor asing untuk berinvestasi kedalam negeri karena stabilitas mata uang yang dimiliki memberikan keyakinan pada para investor.Â
Selain itu dari stabilitas tersebut juga dapat mememudahkan perencanaan dalam bisnis, karena stabilitas yang dimiliki sistem kurs ini membuat para pembisnis dapat memperkirakan jumlah biaya dan pendapatan mereka lebih akurat.
Sedangkan untuk sistem kurs mengambang sendiri kelebihan utamanya berada di fleksibilitas yang dimilikinya. Fleksibilitas tersebut membuat nilai tukar mata uang sangat mudah disesuaikan dengan perubahan kondisi ekonomi suatu negara lewat permintaan dan penawaran pasar valas. Hal tersebut dapat mengurangi tekanan pada cadangan devisa yang dimiliki negara tersebut.
Alasan Indonesia Menggunakan Sistem Kurs Mengambang
Sejak Era Kemerdekaan Indonesia sudah menggunakan sistem kurs tetap untuk mengatur nilai mata uang nya. Bahkan jika dilihat dari bagaimana belanda menguasai Indonesia pada zaman kolonialisme, sistem kurs yang mengatur nilai mata uang pada saat itu (Gulden Belanda) adalah sistem kurs tetap. Hal tersebut dibuktikan dengan bagaiman De Javasche Bank (BI saat ini) menentukan nilai tuker gulden dengan mematok mata uang Belanda.
Namun pada saat ini yaitu Era Reformasi, sistem kurs yang mengatur nilai mata uang negara kita adalah sistem kurs mengambang. Banyak faktor yang melatarbelakangi diubahnya sistem kurs tersebut.Â
Salah satu faktor utamanya adalah berbagai krisis ekonomi yang dialami Indonesia, selain itu alasan lain menggunakan sistem kurs mengambang adalah sifat fleksibilitas nilai mata uang yang dimiliki sistem kurs ini. Liberalisasi ekonomi juga menjadi salah satu faktor ditetapkan sistem kurs ini karena demi menstimulus investor asing dan juga perdangangan internasional.
Pada krisis moneter 1998 nilai tukar rupiah turun secara drastis dan menyebabkan turunnya perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Pemerintah Indonesia pada saat itu menghadapi kesulitan untuk mempertahankan sistem kurs tetap, yang mengharuskan pemerintah untuk menggunakan cadangan devisa untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Pada akhirnya, pemerintah memutuskan untuk memperkenalkan sistem kurs mengambang terkendali sebagai alternatif dari sistem kurs tetap.Â
Sistem ini memungkinkan nilai tukar rupiah bergerak secara bebas namun dengan intervensi pemerintah jika terjadi fluktuasi yang terlalu besar. Kemudian, pada tahun 1999, Indonesia beralih ke sistem kurs mengambang penuh, yang memungkinkan nilai tukar rupiah ditentukan oleh kekuatan pasar tanpa campur tangan pemerintah.
Hingga saat ini Indonesia masih menerapkan sistem kurs mengambang untuk mengatur nilai tukar rupiah. Fleksibilitas yang dimiliki sistem kurs ini menjadi nilai utama jika dibanding sistem kurs yang lain.Â
Walaupun pemerintah maupun bank sentral tidak dapat mengatur secara langsung nilai tukar rupiah. Dengan mengintervasi pasar lewat setiap kebijakan yang dikeluarkan baik oleh pemerintah ataupun bank sentral, nilai tukar rupiah dapat diatur sedemikian rupa.
Misalnya pemerintah atau bank sentral dapat membeli atau menjual mata uang negaranya di pasar valuta asing. Dalam hal ini, pemerintah dapat menggunakan cadangan devisa untuk membeli mata uang asing dan meningkatkan permintaan untuk mata uang negaranya, yang kemudian dapat meningkatkan nilai tukar mata uang tersebut.Â
Tindakan tersebut umumnya dilakukan oleh pemerintah ataupun bank sentral ketika nilai tukar mata uang negaranya sudah berada di titik terendah ataupun terlalu tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H