Penghujung tahun 2019 sebagai momok yang mengerikan bagi seluruh penduduk bumi. Sebuah virus menyebar ke seluruh wilayah bumi dan menyerang siapa saja. Virus yang diklaim sebagi corona virus disease( Covid- 19). Covid- 19 ini menyebabkan segala aktivitas mulai terhambat. Berbagai kebijakan mulai diterapkan oleh pemerintah sebagai upaya untuk memotong rantai penyebaran Covid- 19 ini. Salah satunya adalah pembelajaran daring.
Kuliah online ini mulai diterapkan sejak 16 Maret 2019 di beberapa perguruan tinggi lainnya. Sehingga seluruh aktivitas akademik sebagian besar dilakukan via online. Awal diterapkan kuliah online ini membuat sebagian besar mahasiswa bersorak- ria, karena bisa kuliah sambil rebahan. Selain itu, pula membuat semua kegiatan akademik menjadi melek teknologi.Â
Bila selama ini, proses belajar mengajar hanya seputar presentasi secara tatap muka. Maka, proses mengajar kali ini mulai memanfaatkan kecanggihan teknologi. Tetapi, kuliah online mempunyai sisi positif serta negatif. Salah satunya merupakan mesti terus menerus membeli paket internet. Namun, mau tidak mau mereka tetap mengikuti perkuliahan via daring.
Setelah 2 tahun lamanya, akhirnya terdapat isu tentang kuliah tatap muka, Kebijakan kuliah tatap muka di masa pandemi mulai gempar dibicarakan. Kemendikbud angkat suara untuk daerah yang berada pada PPKM level 1- 3 bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka secara terbatas yaitu 50% dari total mahasiswa yang ada.
Namun, dengan mematuhi berbagai protokol kesehatan yang berlaku. Salah satu kebijakan kuliah tatap muka yang efektif di masa pandemi covid- 19 yakni pembelajaran kombinasi( hybrid learning).Â
Hybrid learning ialah pembelajaran yang menggunakan sistem daring yang dikombinasikan dengan pertemuan tatap muka untuk beberapa jam. pembelajaran Hybrid Learning pembelajaran yang bersifat metodologi yang menggabungkan beberapa metode pembelajaran
Pembelajaran dengan tatap muka dilakukan secara rotasi menggunakan jumlah mahasiswa 50%. Misalnya terdapat 50 siswa hingga 25 mahasiswa mengikuti pertemuan tatap muka dan sisanya serta sisasanya mengikuti kelas pembelajaran daring secara bergantian. Dengan tujuan memberi kesempatan bagi mahasiswa yang kesulitan buat pendidikan jarak jauh.Â
Selain itu, hal ini menajdikan pembelajaran lebih efisien dan tidak sangat banyak kerumunan yang menyebabkan mudahnya perederan Virus covid- 19. Meski telah mematuhi protokol kesehatan tetapi bila tetap berdesak desakan serta tidak memberi jarak satu sama lain tidak menurunkan kemungkinan untuk terpapar virus covid- 19.
Dari pembelajaran kuliah tatap muka ada beberapa dampak akibat positif maupun negatif. Salah satu dampak positifnya pembelajaran tatap muka memberikan pengaruh terhadap efektivitas penyampaian modul oleh pengajar yang berupa uraian materi serta latihan, pembelajaran dihubungkan ke implementasi dunia kerja, kerap soal yang diberikan dikemas sebuah permainan interaktif, ataupun penjelasan tidak cuma terpaku pada bahan ajar presentasi pengajar dan salah satu akibat negatif dari pembelajaran tatap muka adalah Pembelajaran di masa pandemi tidak menjamin keamanan tidak terpapar, walaupun sudah melaksanakan vaksi. Hal ini jadi beresiko karena siswa/ mahasiswa berkumpul di tempat yang tertutup dan dalam waktu yang lama sehingga membahayakan kesehatan yang akan berdampak juga pada ekonomi keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H