Mohon tunggu...
Aziza RestuFebrianto
Aziza RestuFebrianto Mohon Tunggu... Dosen - Learner and Teacher

Seorang guru, pengajar, dan konsultan pendidikan yang pernah mengajar di beberapa sekolah, lembaga pendidikan semi formal dan perguran tinggi selama lebih dari 10 tahun. Saat ini bekerja sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi swasta di Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sekolah Membuatmu Pintar?

24 Februari 2019   12:31 Diperbarui: 24 Februari 2019   23:09 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain memilih cara pandang yang tepat, orang-orang besar itu juga sangat menghargai Self-learning atau belajar mandiri. Mereka tidak pernah mengandalkan ilmu pengetahuan yang sudah pernah diajarkan di sekolah, tapi selalu berfikiran bahwa banyak hal di dunia ini yang belum dieksplorasi.

Mereka kemudian berusaha mencari tahu hal-hal yang belum pernah terpecahkan itu dengan rasa penasaran yang tidak terbatas. Mereka juga tidak pernah membatasi diri mereka dengan pengetahuan yang sudah ada, apalagi yang hanya berkutat pada pembelajaran di kelas dengan tugas-tugas rutinnya.

Orang-orang semacam ini juga banyak dijumpai di Indonesia. Presiden pertama kita, Bapak Soekarno misalnya, dalam sejarahnya, memiliki kebiasaan suka membaca buku sejak remaja. Beliau suka sekali mencari buku dan membacanya dari berbagai macam tempat termasuk sekolahnya.

Kebiasaan ini tidak dilakukan oleh teman-teman sebayanya yang juga bersekolah di tempat yang sama. Kebiasaan inilah yang membuatnya menjadi orang besar dan memiliki pemikiran yang luas, hingga melampaui jamannya. Pemikiran-pemikiran beliau pun akhirnya banyak diakui dan diikuti oleh banyak orang di dunia sampai sekarang. Tokoh inspiratif lainnya adalah Buya Hamka, seorang tokoh islam dan ulama berpengaruh yang hanya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD), padahal karya-karyanya memiliki andil besar pada dunia literasi Indonesia.

Tidak kalah dengan para pendahulunya, para tokoh nasional masa kini seperti Dahlan Iskan, Susi Pujiastuti, dan Muhammad Jusuf Kalla juga melakukan hal yang sama. Tanpa memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi, mereka mampu membuktikan pada dunia bahwa mereka bisa menjadi orang yang pintar dan sukses. Mereka bahkan tidak hanya sukses untuk dirinya sendiri, tapi mampu memberikan manfaat bagi orang banyak.

Membaca biografi mereka dan melihat semua pencapainnya yang luar biasa, bisa disimpulkan bahwa cara dan gaya belajar mereka pasti sangat berbeda dari kebanyakan orang, padahal mereka juga sama-sama mengenyam pendidikan sekolah. Yang membedakan adalah mereka tidak pernah mengandalkan ilmu yang mereka dapatkan di sekolah.

Mereka membebaskan diri mereka mencari wawasan dan banyak peluang di luar sekat pendidikan formal dengan belajar sendiri dan mengambil semua keputusan dengan mandiri sesuai dengan bidang yang telah mereka pilih dan tekuni.

Seorang pengusaha dan motivator sukses asal Amerika, Jim Rohn pernah mengatakan bahwa, "Pendidikan formal akan membuatmu hidup, tapi pendidikan mandiri akan membuatmu jauh lebih beruntung." Adapun kutipan dari Bill Gates yang perlu kita jadikan sebuah refleksi bersama, "Saya pernah gagal ujian pada banyak mata pelajaran, tapi ada salah seorang teman saya yang lulus dengan baik pada semua mata pelajaran itu. Sekarang, dia adalah seorang ahli teknisi Microsoft, dan saya adalah pemilik Microsoft."

Artikel ini ditulis sebagai kritikan atau refleksi bagi sekolah dan pendidikan formal kita. Seharusnya sekolah hadir sebagai tempat yang memberikan pendidikan sesuai dengan esensinya.

Artinya sekolah mampu memberikan ruang bagi setiap individu untuk suka bermimpi, berimajinasi, dan bekerja keras sesuai dengan bakat dan kelebihannya masing-masing.

Sekolah bukanlah tempat penghasil orang-orang terdidik yang hanya berkutat pada khasanah ilmu yang sudah ada (status quo), tapi memfasilitasi dan menyiapkan para generasi inovatif dan kreatif yang dapat menjadi solusi berbagai macam masalah dan tantangan masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun