Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menatap Harapan di Ufuk Baru

20 November 2024   20:28 Diperbarui: 20 November 2024   20:50 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di ufuk yang jauh,
harapan terbit,
seperti mentari yang perlahan menyapa,
mengusir gelap dengan cahaya lembut. 

Setiap langkah adalah peluang,
setiap detik adalah janji baru
untuk melihat dunia dengan mata yang lebih jernih,
untuk meraih mimpi yang tak pernah padam. 

Harapan itu adalah embun pagi,
yang membangkitkan segala yang layu,
mengajak jiwa untuk bangkit,
menyambut hari dengan semangat baru. 

Jangan biarkan keraguan menutupi pandangan,
karena harapan adalah cahaya abadi,
yang membimbing kita melangkah
menuju tujuan yang lebih indah,
ke kehidupan yang penuh makna.

Brebes, 5 November 2024

{{{ Positif, Sehat dan Bahagia }}}

Wong Embuh 

*****

Catatan Embuh

Di ufuk yang jauh, ada harapan yang terbit, menyinari setiap langkah yang penuh keraguan. Ketika dunia terasa gelap, harapan itu tak pernah padam, mengajak kita untuk terus maju dan menatap mimpi yang tak pernah hilang. Apakah kamu siap melangkah menuju dunia baru yang menanti di horizon ? 

Puisi ini mengajak pembaca untuk melihat setiap tantangan sebagai kesempatan untuk menatap harapan yang selalu ada, meskipun dalam kegelapan. 

Harapan adalah pendorong yang mengilhami kita untuk terus maju, melangkah dengan keberanian, dan percaya bahwa setiap langkah membawa kita lebih dekat ke kehidupan yang lebih penuh makna dan tujuan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun