Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Renungan di Antara Langkah menuju Peristirahatan Terakhir

20 November 2024   19:12 Diperbarui: 20 November 2024   19:32 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah Anda, di sela langkah mengiringi jenazah seorang teman, saudara, atau tetangga, tiba-tiba merasa hening ? Di tengah kesibukan prosesi, di antara doa-doa yang lirih, ada ruang dalam diri kita yang mendadak kosong, terisi hanya oleh satu pertanyaan sederhana namun mengguncang :  

" Bagaimana kalau hari ini saya yang diantar ke liang lahat ? "

Mungkin bukan pertanyaan yang ingin kita jawab. 

Tapi ia datang, tanpa diundang, mengajak kita merenung---bukan untuk takut, melainkan untuk sadar.  

Jalan Pulang yang Pasti  

Kematian bukanlah rahasia. Ia adalah kepastian, meskipun kita sering lupa. Dalam perjalanan hidup yang penuh dengan target dan ambisi, jarang sekali kita berhenti untuk bertanya : " Sejauh mana persiapan saya untuk pulang ? "  

Saat seseorang pergi, ia meninggalkan sesuatu---bukan hanya kenangan, tetapi juga cermin. Kita melihat diri kita sendiri dalam kepergiannya :  

  • Apakah hidup saya sudah berarti ? 
  • Adakah jejak kebaikan yang akan orang lain kenang ?
  • Sudahkah saya berbuat cukup untuk bekal perjalanan saya sendiri nanti ?  

Apa yang Sebenarnya Kita Bawa ?

Ketika tubuh kita akhirnya terbaring dalam keranda, semua yang kita banggakan akan tertinggal. Harta, jabatan, bahkan popularitas tak akan ikut serta. Yang abadi hanyalah tiga hal :  

  • Kebaikan yang kita lakukan, meski kecil dan tanpa pamrih.  
  • Doa dari mereka yang mencintai kita.
  • Amal yang kita titipkan pada kehidupan ini.  

Semua ini bukan perkara besar atau kecil, tetapi perkara tulus dan ikhlas.  

Hidup Sebagai Persiapan  

Persiapan menuju kematian tidak berarti hidup dengan rasa takut, melainkan dengan penuh kesadaran. Hidup tidak harus berat, asal kita tahu apa yang benar-benar penting :

  • Maaf yang belum diberikan.
  • Cinta yang belum kita ungkapkan.
  • Kebaikan yang belum sempat kita lakukan.  

Mungkin selama ini kita sibuk mencari kebahagiaan di luar, padahal, kedamaian sejati ada pada hati yang bersih dan hubungan yang tulus---baik dengan sesama maupun dengan Tuhan.  

Saat Kita yang Diantar, Bayangkan, suatu hari nanti, giliran kita yang diantar. 

Siapa yang akan hadir ? 
Apa yang akan mereka katakan tentang kita ? Dan, lebih dari itu,
bagaimana perasaan kita ketika bertemu Sang Pemilik Kehidupan ?  

Pertanyaan ini bukan untuk menghakimi, melainkan mengajak kita untuk hidup dengan lebih bermakna. 

Karena pada akhirnya, hidup ini hanyalah sebuah titipan. Saat ia harus dikembalikan, semoga kita bisa pulang dengan hati yang tenang, bekal yang cukup, dan senyum yang tulus, semoga Khusnul Khotimah, aamiin...  

Mari isi hari-hari kita dengan cinta, doa, dan kebaikan. Karena hidup yang sederhana tapi penuh makna akan menjadi bekal yang paling indah untuk perjalanan panjang kita nanti.

Selamat jalan Om Rw Gendon, semoga semuaamal ibadahnya diterima di sisi Allah Ta'ala.

{{{ Positif, Sehat dan Bahagia }}}

Brebes, 20 November 2024

Aziz Amin | Wong Embuh 
Trainer & Hipnoterapis Profesional
Griya Hipnoterapi MPC - Kabupaten Brebes

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun