Catatan Ruang Hipnoterapi : Kisah Nyata di Griya Hipnoterapi MPC
Sebut saja namanya anggi (nama samaran), seorang ibu muda dengan satu anak yang yang saat ini sedang berkuliah, klien ini datang pertama kali ke Griya Hipnoterapi MPC beberapa tahun yang lalu, saat ia mendapati suaminya di hotel sedang bersama wanita lain.
Dari ceritanya ia sudah ingin terapi pikiran sejak beberapa tahun yang lalu, tapi semua ia urungkan karena semua bisa diselesaikan dengan baik, "Yah ini tentang prilaku suami saya dan saya kali ini tidak kuat !" katanya dan pecah emosinya ( Abreactio ).
Saya mencoba menenangkannya dan ia kembali bisa menguasai dirinya bercerita panjang lebar tentang prilaku suaminya, ia yang tokoh masyarakat dihormati dan keluarganya yang dianggap sebagai keluarga ideal yang bahagia menurut orang lain baginya adalah "Neraka".
Tuhan tidak adil !
Aku salah apa sih ?!
Kenapa ia yang melakukan banyak dosa, ia yang banyak mendholimi orang ko ia sehat terus ?, tapi kenapa aku yang justru sering sakit ( tersakiti ).
Ia mengeluhkan kehadiran Tuhan, dan bagaimana ia sangat menderita dengan semua ini.
Cerita ini mungkin akan saya ceritakan buat pelajaran kehidupan kita di lain kesempatan yah...,
Alhamdulillah, terapi di Griya Hipnoterapi MPC waktu itu berjalan dengan baik, klien diajak untuk menyadari setiap proses dalam kehidupannya, menyadari ada dua hal yang melatar belakangi satu kejadian ada hal sisi baik dan sisi tidak baik.
Membimbing klien mengenali posisinya sebagai apa dan bagaimana menyikapi, melatihnya relaksasi dan visualisasi kreatif.
Belajar mengelola semua perasaan dan emosi yang ada dan berfikir mendalam atas apapun langkah yang akan dipilih, melatih melepaskan semua emosi negatif dan berdamai.
Alhamdulillah sesi waktu itu Allah Ta"ala pertepatkan bisa membantu klien mengelola rasa marah ( dendam), sakit hati, kecewa, sedih, malu, takut, was was dan beban berat bahkan keluhan fisik (psikosomatis).
Klien memilih menjalani kehidupannya dengan pilihannya, normal dan lebih bisa menikmati kehidupannya dengan memilih untuk menyelesaikan masalah dengan suaminya.
Suami yang ia cintai ternyata setiap hari sering menggoda wanita di sosial media, baik iseng berkenalan dan berakhir mengajak berhubungan intim, dan jumlahnya sangat banyak, bisa berganti pasangan dalam satu hari dan random.
" Ko dia SAKTI Pak Aziz ? '
" Ko kuat banget dia, tidak pernah sakit, dia selalu menyalahkan aku yang salah, ia selalu bilang aku juga nggak papa malah kamu yang sakit karena kamu berani "
Perlakukan suami yang kasar, sangat mudah membuat ledakan emosi didalam rumah, "tapi ia selalu melampiaskan kebutuhan seksualnya sama wanita - wanita diluar, istrinya tidak pernah dinafkahi batin", ceritanya waktu itu.
****
Suaminya meninggal setelah mendadak sakit sekitar empat bulan yang lalu.
Dari awalnya sangat sehat dan kuat, mendadak sakit dan kesehatannya menurun drastis sampai hilang gambaran dirinya, jadi sangat kurus, gangguan kesadaran.
" Pak Aziz benar, dulu bilang kalau bukan suami sakti, tapi Allah mungkin punya jalan dan skenario lain dari hidup ini " melalui pesan whatsaap.
Saya coba minta klien untuk cerita ke dokternya tentang pola seksual suaminya pada dokter, karena jujur saya langsung mengarah ke HIV / AIDS. " Iya pak, saya akan coba beranikan bilang itu pada dokternya " jawabnya
Ternyata benar, dokter memang sudah mencurigai kearah itu, saat klien menyampaikan pola prilaku seksualnya, dokter menjelaskan kalau suaminya terinfeksi HIV bahkan sudah AIDS.
"Semua yang Pak Aziz katakan benar waktu itu, kalau kita tidak punya kuasa atas apapun, tapi Allah kali ini menunjukan kuasanya atas apa yang ia lakukan pada saya mungkin ya pak ?" tanynya.
Tidak juga, semua karena Allah, dan petepatan Allah, doakan yang terbaik jawaban saya.
Pada akhirnya suaminya meninggal dunia, dan tidak ada yang bisa dilakukan kecuali berdamai dan mengikhlaskan kepergian suaminya.
Sedih pastinya, kehilangan itu juga jelas karena melihat suaminya dalam keadaan sakit seperti itu rasa emosi sakit hati, marah dll semua sirna, bagaimanapun ia adalah orang yang pernah ia sayangi sepenuh hati dan ayah dari anaknya, tapi saat mengingat perilakunya selama berumah tangga ia sudah menerima berdamai bisa jadi ini memang takdirnya.
Selamat jalan suamiku...
" Semoga Tuhan mengampuni semua dosamu, aku ikhlas dan memaafkan semua kesalahanmu " ceritanya pada satu sesi.
****
" Pak Aziz !, Aku bagaimana ?, kata dokter aku harus screening HIV ? ! " pesan di HP ku di suatu pagi.
Yah, memotivasi dan menyiapkan mental untuk bisa memeriksakan diri atau screening HIV bagi klien butuh waktu lama hampir satu bulan.
Sesi online, bimbingan dan menguatkan mental sampai pada pilihan klien ia berani melakukan screening di salah satu layanan kesehatan pemerintah.
Mencoba menguatkan dan menyiapkan resiko tertidak baik dan bagaimana mengakomodir harapan dan impiannya kalau ia tidak terpapar virus yang ada disuaminya.
Dan setiap hari selalu update info dirinya dan proses, saya mengarahkan ada pendamping dari keluarga dan Alhamdulillah Allah Ta'ala kirimkan ustadzah yang bijak mendampingi klien ini menjalani proses skreening.
Bagaimana hasil nya ?
Anda benar, hasil pemeriksaan klien Reaktif HIV.
Meledak emosinya kala itu, dari ceritanya di sesi lain, bahkan hia histeria menjerit ( berteriak keras ) dan menangis spontan saat itu, beruntung ada ustadzah dan keluarga terdekat yang support.
Hilang kontak sekitar tiga hari sampai kembali tersambung dan bilang, " Pak Aziz pasti tahu aku, pasti sudah tahu kan aku hasilnya gimana ?! " Tanynya.
Allah Ta'ala sayang Ibu.
Sayang dari mana !, orang saya nggak salah apa - apa, kenapa aku juga kena juga kaya dia (suami) !
" Berarti saya mau mati ya pak ?" tanyannya lagi
Sesi Terapi : Membangkitkan Kekuatan dari Dalam
Dalam sesi hipnoterapi, Anggi diajak untuk masuk ke dalam pikiran bawah sadarnya, di mana semua emosi, perasaan yang ia alami baik rasa takut, kecewa, marah, sakit hati dan trauma mendalam disimpan.
Melalui teknik visualisasi dan sugesti positif, ia dipandu untuk menghadapi, berdamai ( memaafkan ) dan menentukan pilihan - pilihan terbaik untuk menghadapinya semua hal tidak memberdayakan diri yang selama ini menyelubungi pikirannya.
Dalam proses terapi ini, Anggi diajak untuk melepaskan rasa dendam terhadap suaminya dan menerima kenyataan hidup tanpa perlu merasa dipermalukan. Penyakit yang ia alami bukanlah akhir dari segalanya. Hidup masih memiliki banyak makna, dan ia memiliki kekuatan untuk menghadapinya dengan keberanian.
Menghadirkan sisu spiritual dalam dirinya, menyadari hadirnya Tuhan Allah Ta'ala dalam setiap realita kehidupan, dan justru bisa jadi ini cara Allah memuliakan seorang hamba, bentuk cinta dan kasih sayang dari sudut pandang yang berbeda.
Motivasi dari Wong Embuh
Aziz Amin, yang dikenal sebagai Wong Embuh, memberikan motivasi bagi Anggi di akhir sesi :
"Hidup bukan tentang seberapa keras kamu dipukul oleh takdir, melainkan seberapa kuat kamu bisa bangkit kembali.
Setiap tantangan adalah pintu menuju kekuatan yang lebih besar di dalam dirimu.
Kamu bukan korban dari masa lalu, tapi arsitek masa depanmu.
Setiap langkah yang kamu ambil sekarang adalah awal dari perjalanan baru yang penuh harapan dan makna.
Teruslah berjalan, walaupun dengan langkah kecil, karena setiap langkah membawa kamu lebih dekat pada kebebasan sejati."
Pesan Moral
Kisah Anggi mengajarkan bahwa dalam hidup, kita tidak selalu bisa memilih apa yang terjadi pada kita, tetapi kita bisa memilih bagaimana meresponsnya.
Meskipun menghadapi tantangan berat, kekuatan untuk bangkit dan melanjutkan hidup tetap ada di dalam diri kita.
Trauma dan rasa sakit adalah bagian dari perjalanan, tetapi mereka bukanlah akhir dari segalanya.
"Dalam setiap kegelapan, selalu ada cahaya yang menanti. Mungkin bukan di luar sana, tapi di dalam diri kita. Temukan cahaya itu, dan biarkan ia membimbingmu keluar dari kegelapan." Aziz Amin | Wong Embuh
Brebes, 5 Oktober 2024
GRIYA HIPNOTERAPI MPC
Aziz Amin | Wong Embuh
Trainer & Profesional Hipnoterapis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H