Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Diskusi Embuh | Bisa Jadi Sakit Itu Ilusi

23 Mei 2024   21:32 Diperbarui: 23 Mei 2024   21:37 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana Pandangan Stoisisme ?

Para filsuf Stoik seperti Epictetus dan Seneca mengajarkan bahwa penderitaan berasal dari persepsi dan penilaian kita tentang kejadian eksternal. 

Menurut mereka, rasa sakit fisik atau emosional tidak memiliki kekuatan atas jiwa yang kuat dan bijaksana. 

Dengan mengendalikan pikiran dan reaksi kita, kita dapat mencapai ketenangan batin meskipun menghadapi situasi yang menyakitkan.

Dalam tradisi sufisme, rasa sakit dan penderitaan dianggap sebagai ujian atau cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. 

Para sufi percaya bahwa dunia ini adalah fana dan sementara, sehingga penderitaan di dunia ini hanyalah ilusi yang akan berlalu. 

Melalui dzikir (pengingat akan Tuhan) dan kontemplasi, mereka mencari makna yang lebih dalam dan kebahagiaan yang abadi di hadirat Ilahi.

Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari

Praktik mindfulness dan meditasi membantu individu untuk mengamati rasa sakit dan penderitaan tanpa penilaian atau keterikatan. 

Dengan berlatih kesadaran penuh, seseorang dapat menyadari bahwa rasa sakit adalah sensasi sementara yang tidak perlu mendominasi pikiran dan perasaan mereka.

Mengembangkan pikiran yang positif dan pandangan hidup yang optimis dapat membantu mengurangi persepsi terhadap rasa sakit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun