Wong Embuh | Dalam perjalanan kehidupan yang penuh dengan tantangan dan ujian, kita sering kali terjebak dalam badai emosi dan ketidakpastian. hal ini yang menjadi salah satu alasan kenapa saya mengenalkan sebuah konsep yang saya sebut "Embuhisme" sebuah perspektif tentang hidup, kehidupan dan penghidupan.
Seperti pada beberapa tulisan saya sebelumnya bahwa seak tahun 2022a saya ameambuat Komunitas Wong Embuh (KoWE) sebuah komunitas yang menadi wadah berkumpulnya beberapa group WhatsApp MPC yang menadi tempay berbagi pengalaman, berdiskusi dan belajar bersama tentang hidup, kehidupan dan penghidupan dengan sudut pandang yang tidak biasa (antimaentrem) yaitu dari sudaut pandang ( Embuh ).
Hari ini, Minggu (21/04/2024) untuk kalai ke dua, "Pandopokan Embuh" melaksanakan Kopdar dan sekaligus Halal Bi Halal komunitas yang menjadi angkatan ke 2 Pandopokan Embuh, dimana ini menadi forum terbuka untuk masyarakat umum yang penasaran dan ingin melaihat langsung apa sih dan bagaimana " Pandopokan Embuh " ?
Pada kegiatan kali ini ada bahasan tambahan menarik yang akan disampaikan oleh Ustadz Fuad Sulaeman ( Alumni MPC ) yang akan menyampaikan tentang "Stoikisme", tentu ini akan menadi bahasan yang menarik dan saling melengkapi.
Bisa jadi ini akan menjadi kolaborasi yang tidak biasa saja, kenapa ?, karena Embuhisme dan Stoikisme. Meskipun berasal dari budaya yang berbeda, keduanya memiliki pandangan yang serupa tentang bagaimana menghadapi masalah hidup dan menjalani kehidupan dengan bijaksana.
Embuhisme : Menemukan Keseimbangan Dalam Pemberdayaan dan Kepercayaan
Embuhisme, sebuah konsep yang berkembang dari pemikiran Aziz Amin | Wong Embuh, mengajarkan kita untuk menemukan keseimbangan antara pemberdayaan diri dan kepercayaan pada kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Embuhisme mendorong kita untuk merangkul kekuatan dalam diri kita sendiri, untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan kita, sementara pada saat yang sama, melepaskan kendali atas apa yang tidak dapat kita kendalikan dan menyerahkannya pada kebijaksanaan Ilahi.
Dengan keyakinan pada konsep "Mbuh Priben Carane' Kersane Gusti Allah " - yang berarti "Entah Bagaimana Caranya Terserah Tuhan" - Embuhisme mengajarkan kita untuk melepaskan beban kecemasan dan ketakutan akan masa depan, dan untuk hidup dengan keyakinan positif, kesehatan, dan kebahagiaan. Dengan mempraktikkan prinsip-prinsip ini, kita dapat menghadapi problem hidup dengan ketenangan dan keberanian yang baru ditemukan.
Stoikisme : Mengendalikan Emosi dan Menerima Kehendak Alam
Stoikisme, sebuah filsafat kuno yang berasal dari Yunani kuno, menekankan pada pengendalian diri dan penerimaan terhadap kehendak Alam. Stoikisme mengajarkan kita untuk mengendalikan emosi kita, untuk tidak terjebak dalam pusaran emosi negatif seperti kemarahan atau kesedihan, tetapi untuk menjaga ketenangan dan kedamaian dalam pikiran kita.