Warso : Aku ingin bahagia mbah, bagaimana caranya ?
Mbah : Yo tinggal bahagia saja, tanyalah pada dirimu hal apa yang kiranya akan membuat dirimu bahagia.
Warso : Oh, ngono tok mbah ?
Mbah : Yo, sambil ia melanjutkan menyapu teras belakang bilik padepokannya.
***
Warso kembali mendatangi mbah embuh, dan ia dengan wajah masih belum terpuaskan kembali bertanya ;
Warso : Mbah ko susah ya untuk bahagia, padahal aku pingin bahagia mbah ? minta arahan dan petunjuk mbah.
Mbah : Emang apa yang buat kamu bahagia ?
Warso : Bisa punya kerjaan tetap, kalau sudah tidak bisa jadi ASN ya minimal P3K, atau karyawan swasta diperusahaan boleh, Sayang ingin gaji yang besar dan bisa beli semua yang saya mau, intinya saya biar PD mbah untuk melamar sopiah gadis kembang desa itu mbah.
Mbah : Ngimpi aja terus, sampai kapanpun ya kamu tidak akan bisa bahagia, kalau standar bahagiamu begitu.
Sejenak warso diam merentung, dan lanjutnya
Warso : Terus bagaimana mbah ?Â
Mbah : Bahagia ya bahagia aja, jangan kebanyakan syarat untuk bahagia.
Kalau kamu hanya punya keinginan bahagia, sementara kamu mengantungkan rasa kebahagiaan itu ada di orang lain, atau indikator dan parameternya ada diluar tubuh kamu, atau diluar jangkauanmu, sampai nenek - nenek memenuhi video tiktok yo tidak akan bahagia kamu so !!!.
Bahagia itu tanpa syarat, kalaupun kamu masih butuh syarat atau indikator dan parameter ya yang ada dalam dirimu saja dan dalam jangkauan, kalau paling gambang ya " Bersyukur " atas apapun kuasa, takdir dan ketetapan Allah.
Aziz Amin | Kompasianer Brebes
Trainer & Hipnoterapist Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H