Malam hening, sepi sunyi tiada apapun kecuali mereka ; kesunyian, keheningan yang berasa sunyi. Terdengar riuh rama diriku asik berpesta pora antara ambisi, emosi dan nafsu angkara untuk menguasai dunia.
Terdengar sosok tangis pilu dan kesedihan mendalam tentang batasan usia yang terdengar nyaring dari detak jam didinding memekik telinga, " Deng !!! dEng !!! deNg !!! denG !!! ", lamunanku tersadar suada tua dalam diri yang sangat saya kenali " Apa yang kau cari ? "
Menyusuri lorong waktu yang serasa sempit, pengap dan tanpa terawat... " Gelap !!! " pantes mereka semua nyaman disini, hanya mampu mendengar tanpa bisa melihatnya jelas para pengerat nampak aktif menjalankan misinya, jujur walau aku tidak tahu apa persisnya misi mereka pastinya ini yang membuat tak nyaman berlama menyusuri lorong ini.
Patas saja tubuh dan jiwaku lelah, terlalu banyak energi yang dibuang sia -- sia memisahkan antara tubuh, pikiran dan jiwa, " Jangan Banyak Janji "Â katanya.
Terima kasih telah mengingatkan ku, malam ini cukup untuk sejenak membersihkan lorong waktu, untuk memberikan sedikit suasana yang berbeda, memberikan rasa yang berbeda, pencahayaan yang sempurna, audio yang sempurna dan arah yang lebih jelas menuju satu tujuan yang hakiki " Jangan Banyak Janji !!! "Â katanya lagi
Ya, kadang mulut terlalu lancang dan mudah berjanji tanpa koordinasi dengan pikiran dan jiwa, alam semesta, Allah ta'ala tida butuh janji -- janji bahkan semua mahluk tidak butuh janji, tunaikan saja setiap niat baikmu tanpa melihat apapun hasil dari niat baikmu berhasil baik atau tidak baik.
" Jangan Banyak Janji !!! "
Terima kasih....
" Aku menyesal, Maafkan aku...., Terima kasih...., dan Aku menyayangimu.... "
{{{ positif, sehat dan bahagia }}}
Brebes, 29 Juni 2020
